SonoraBangka.ID -
Institut Kesenian Jakarta. Dari namanya, bisa dimengerti jika kampus di pusat kota Jakarta ini memiliki ribuan mahasiswa yang gemar untuk berkesenian.
Para alumnus dari kampus ini emamg sudah banyak mematenkan namanya sebagai pendiri ataupun personel dari band-band keren di Indonesia.
HAI mendeskripsikan bahwa gerakan yang dilakukan segelintir pemuda-pemuda nyentrik pada akhir 1990 hingga awal 2000-an adalah salah satu gelombang dan terobosan di industri musik di Indonesia.
Terma ‘Jakarta sound’ adalah penyematan yang tepat untuk terobosan ini karena pemuda-pemuda tersebut berhasil membungkus atmosfer Jakarta ke dalam sebuah karya musik yang awet untuk berada di playlist kalian sampai beberapa tahun ke depan.
Salah satu kelebihan utama dari band-band jebolan ini adalah bagaimana mereka kerap memprioritaskan lirik berbahasa Indonesia tanpa ada kesan norak sedikitpun.
Band-band yang lahir pada era ini didominasi oleh angkatan-angkatan lawas dari perguruan seni terkemuka di Cikini, Jakarta Pusat ini.
Berikut kami sajikan daftar band yang sebagian besar mungkin udah familiar, namun tetap patut untuk lo simak ceritanya.
Naif
Naif adalah sebuah ikon dari IKJ dengan gaya retro yang sangat stereotipikal.
Anak-anak kampus IKJ kerap diidentikkan dengan gaya berpakaian dan selera musik yang sama dengan Naif, karena mereka memanglah salah satu pionir band jebolan kampus ini yang berhasil menembus pasar musik Indonesia yang sangat kompetitif.
Tembang-tembang seperti ‚‘Aku Rela‘; Posesif‘; dan ‘Mobil Balap’ yang sudah melegenda tidak bisa dilepaskan dari keterterikatan mereka dengan IKJ, kampus tempat mereka dilahirkan.
Rumahsakit
Rumahsakit adalah Britpop, Britpop adalah Rumahsakit. Band ini tumbuh dibesarkan dengan lagu-lagu dari The Stone Roses, ikon rock dari Manchester.
Terbentuk sejak tahun 1994, band ini diawali oleh sosok Andri Lemes, yang sekarang sudah tidak menjadi bagian dalam band ini.
Mendapatkan pengaruh kuat dari ledakan British Wave di masa 90-an, Rumahsakit meleburkannya dengan kenakalan dewasa muda khas Jakarta dan penulisan lirik bahasa Indonesia yang sederhana. Berbekal materi, persistensi, dan relasi yang ciamik, band inilah yang kemudian memberikan pengaruh kuat bagi tumbuhnya skena musik alternatif, terutama di kota Jakarta.
Goodnight Electric
Unit electropop / new wave ini sangat ramai menghiasi poster pensi sekolah menengah dan event anak muda lain di era 2000-an awal.
Dentuman drum elektrik dan lirik nyeleneh nan apik mereka rangkum dan sesuai dengan kebutuhan dansa anak muda yang menginginkan suatu yang segar.
Memiliki nuansa musik yang berbeda dengan rekan band jebolan IKJ yang lain membuat Goodnight Electric menjadi alternatif baru di scene musik independen di Indonesia.
Kebaharuan dan ciri khas yang mereka bawa juga mengantarkan Goodnight Electric untuk melanglang buana ke berbagai negara di luar Indonesia.
Grup yang baru saja merilis album ‘Misteria‘ pada awal tahun 2020 lalu saat ini digawangi oleh Henry ‘Batman’ Foundation, Oom Leo, Bondi Goodboy, dan menggaet dua amunisi baru Priscilla Jamail, serta Vincent Rompies.
Dengan berkembangnya personel serta instrument yang dimainkan, kehadiran Goodnight Electric selalu berhasil membius para penonton yang larut dalam irama robotik yang mereka hadirkan.
The Sastro
The Sastro adalah grup yang pada awalnya dibentuk untuk acara rutin kampus yang bernama Oktaria, yang saat itu mereka gelar di Anyer pada tahun 2001.
Band ini adalah salah satu legenda IKJ dan menjelma menjadi salah satu band jebolan IKJ terbaik yang paling jarang muncul namanya di permukaan.
Digawangi oleh Ritchie Ned Hansel dan Sastro, The Sastro memainkan banyak elemen musik yang kaya akan unsur post-punk, new wave, dan band-band era Madchester seperti The Smiths dan The Police The Sastro juga telah merilis album legendaris mereka di bawah naungan Kenanga Records, ‘Vol.1’ yang selalu menjadi primadona di kalangan pengoleksi rilisan band lokal. (*)