Saat kita menyadari bahwa bumi bukanlah pusat semesta, ada pelajaran yang membuat kita menjadi lebih bijaksana.
Begitu pula jika anak menyadari bahwa dia bukanlah satu-satunya yang harus diperhatikan, maka anak akan belajar untuk berempati, toleran, dan lebih bisa menerima.
Ketika anak saya menangis karena tidak menjuarai suatu lomba, saya sampaikan bahwa hal terpenting bukanlah menjadi juara, tapi ikut bergembira, ikut serta dalam acara itu.
Anak yang merasa dirinya adalah pusat segalanya justru berpotensi menjadi pribadi yang kurang bahagia karena semua beban seolah ada di pundaknya.
Sebaliknya anak yang menganggap dirinya bagian dari hal-hal lain, akan lebih bisa menikmati hidupnya.
Mereka juga akan belajar menolong orang lain dan tidak terlalu terbebani saat mengalami kegagalan.
Hadirlah pada acaranya, anak akan mengingatnya
Kita barangkali tidak ingat berapa skor yang kita menangkan saat bermain bola melawan tim sekolah lain, atau lagu apa saja yang kita mainkan saat tampil di panggung saat kita kecil dulu.
Namun kita pasti ingat bagaimana ayah kita berdiri di antara penonton dan memberi kita semangat.
Ingat, orang pertama yang akan dicari anak lelaki untuk menunjukkan kemampuannya atau hasil karyanya adalah ayah mereka.
Anak-anak selalu berharap ayah mereka peduli pada apa yang mereka lakukan.
Kedekatan berbeda dengan kebersamaan
Anda mungkin berada di dekat anak Anda saat dia mengerjakan PR, berjalan-jalan di mal, atau mengikuti sebuah lomba.
Namun bila Anda sibuk dengan ponsel atau hal lain, maka kehadiran Anda kurang bermakna. Anda memang “hadir”, tapi tidak “bersama” dengan mereka.
Ini hal yang cukup sulit dilakukan karena tangan kita secara otomatis meraih ponsel saat sedang tidak memegang benda lain.