5. Dapat menyebabkan makan berlebihan
Makan terlalu banyak gula tambahan, terutama makanan yang kaya jenis gula yang disebut fruktosa dapat secara signifikan meningkatkan kadar hormon ghrelin yang meningkatkan rasa lapar sambil menurunkan kadar hormon peptida YY (PYY) penekan nafsu makan.
Fruktosa juga dapat meningkatkan nafsu makan dengan memengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus.
Hipotalamus bertanggung jawab atas banyak fungsi, termasuk pengaturan nafsu makan, kalori yang terbakar, serta metabolisme karbohidrat dan lemak.
Sebuah penelitian pada hewan yang diterbitkan dalam Junnal Nutrients pada April 2017, menunjukkan bahwa fruktosa dapat memengaruhi sistem pensinyalan di hipotalamus, meningkatkan tingkat neuropeptida yang merangsang rasa lapar (molekul yang berkomunikasi satu sama lain, memengaruhi aktivitas otak) sambil mengurangi sinyal kepenuhan atau rasa kenyang.
Terlebih lagi, tubuh Anda cenderung menginginkan rasa manis. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula didorong oleh kenikmatan yang didapat dari rasa manis dari makanan dan minuman manis.
Studi menunjukkan bahwa makanan dengan rasa manis dapay mengaktifkan bagian tertentu dari otak yang bertanggung jawab atas kesenangan dan penghargaan, yang dapat meningkatkan keinginan Anda untuk makanan manis.
Selain itu, gula dapat meningkatkan keinginan Anda untuk makanan yang sangat enak dan kaya kalori.
Dengan demikian, dampak gula pada hormon dan aktivitas otak dapat meningkatkan keinginan Anda untuk makanan yang rasanya manis dan dapat mendorong makan berlebihan. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan penambahan berat badan.
6. Terkait dengan obesitas dan penyakit kronis
Sejumlah penelitian telah mengaitkan asupan gula tambahan yang tinggi dengan penambahan berat badan dan kondisi kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Efek ini telah terlihat pada orang dewasa dan anak-anak. Sebuah tinjauan baru-baru ini terhadap 30 penelitian di lebih dari 242.000 orang dewasa dan anak-anak menemukan hubungan yang signifikan antara minuman yang dimaniskan dengan gula dan obesitas.
Studi yang tak terhitung jumlahnya menghubungkan makanan dan minuman manis dengan penambahan berat badan pada populasi yang berbeda, termasuk wanita hamil dan remaja.
Studi lain pada 6.929 anak-anak menunjukkan bahwa mereka yang berusia antara 6 dan 10 tahun yang mengonsumsi lebih banyak gula memiliki lebih banyak lemak tubuh secara signifikan daripada anak-anak yang mengonsumsi lebih sedikit gula tambahan.
Studi menunjukkan bahwa diet tinggi gula tambahan dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan kronis juga.
Dalam studi populasi di lebih dari 85.000 orang, risiko kematian akibat penyakit jantung dua kali lebih tinggi pada mereka yang mengonsumsi 25 persen atau lebih kalori harian mereka dari gula tambahan, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 persen kalori dari gula tambahan.
Terlebih lagi, tambahan gula sangat terkait dengan peningkatan penyakit jantung pada anak-anak melalui perannya dalam meningkatkan kadar lemak tubuh, kolesterol, dan trigliserida.
Semuanya merupakan faktor risiko yang signifikan untuk penyakit jantung. Minuman yang dimaniskan dengan gula juga dikaitkan dengan perkembangan diabetes tipe 2 pada orang dewasa.
Ditambah lagi, konsumsi gula tambahan dapat meningkatkan risiko depresi, suatu kondisi yang dapat meningkatkan berat badan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Alasan Makanan Manis Bisa Bikin Gemuk", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2021/01/31/190600268/6-alasan-makanan-manis-bisa-bikin-gemuk?page=all#page2.