Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia. ( ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO)

Tetap Pakai Masker Setelah Divaksin Covid-19. Ini 5 Alasan Pentingnya!

5 Februari 2021 13:08 WIB

SonoraBangka.id - Sampai dengan saat ini, para ahli kesehatan terus memperingatkan agar kita tetap mematuhi protokol kesehatan, salah satunya dengan tetap memakai masker.

Walaupun sudah semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin Covid-19, bukan berarti kehidupan akan segera kembali normal.

" Memakai masker wajah dan menjaga jarak sosial masih perlu dilanjutkan ke masa mendatang," jelas spesialis penyakit menular, Kristin Englund, MD.

"Mendapatkan vaksinasi bukan berarti seketika kita bisa kembali ke gaya hidup sebelumnya. Sampai kita memiliki kekebalan kelompok, vaksin sekarang hanya lapisan perlindungan lain terhadap Covid-19," sambung dia.

Padahal untuk mencapai kekebalan kelompok, 50 hingga 80 persen dari populasi perlu divaksinasi.

Dan ini memerlukan waktu yang tidak sebentar. " Vaksin tentu saja merupakan langkah ke arah yang benar dan itu adalah alasan kita bisa sedikit lega, tetapi kita belum keluar dari masa pandemi," katanya.

Oleh sebab itu, Dr Englund menjelaskan mengapa penting bagi orang-orang yang sudah divaksin untuk terus memakai masker, seperti berikut ini.

1. Vaksin membutuhkan waktu

Kita tidak akan mencapai tingkat efektivitas kekebalan 94 atau 95 persen sampai beberapa minggu setelah menerima vaksin kedua.

Setelah dosis pertama, kita mendapatkan respons kekebalan parsial, yang merupakan kabar baik. Tetapi itu tidak berarti kita terlindungi sepenuhnya.

Vaksin membutuhkan waktu yang terbilang cukup lama untuk memberikan kita kekebalan. Maka, pakailah masker sebagai tindakan pencegahan.

2. Tidak memberikan perlindungan 100 persen

Meskipun sangat efektif, vaksin hanya menawarkan perlindungan 94 hingga 95 persen saja.

Tidak ada cara untuk mengetahui ke mana perginya 5 persen itu. Tetapi setelah divaksin, orang-orang masih tetap berisiko untuk terkena Covid-19.

Sebagai perbandingan, vaksin campak 97 persen efektif setelah dua dosis.

Program vaksinasi dimulai di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1963, tetapi penyakit ini belum dianggap hilang sampai tahun 2000.

3. Memungkinan penyebar asimptomatik

Vaksin mencegah penyakit, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah vaksin juga mencegah penularan.

Para ahli khawatir, bahwa orang yang divaksin masih bisa terinfeksi tanpa gejala dan kemudian menyebarkannya ke orang lain yang belum mendapatkan vaksin.

Sejak pandemi terungkap hampir 10 bulan yang lalu, para ahli sudah cemas tentang penyebarannya yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).

Jika orang yang divaksin tidak terus memakai masker wajah, mereka dapat menyebabkan virus terus beredar.

Mendapatkan vaksinasi berarti jauh lebih kecil kemungkinannya kita untuk sakit.

Tapi kita juga harus melindungi orang lain sementara mereka menunggu giliran untuk menerima vaksin.

4. Melindungi orang yang tidak dapat divaksin

Kita tahu, bahwa orang dengan kondisi medis yang kronis seperti penyakit jantung dan kanker berisiko terkena kasus Covid-19 yang parah.

Dan karena populasi ini tidak terlibat dalam uji klinis, kita tidak dapat berasumsi mereka akan memiliki kekebalan yang sama.

Apabila kita memiliki reaksi alergi terhadap dosis pertama, kita tidak direkomendasikan untuk mendapatkan dosis kedua.

Disarankan juga, jika kita memiliki reaksi alergi terhadap salah satu bahan dalam vaksin, kita tidak boleh mendapatkan vaksinasi.

Beberapa wanita hamil yang juga dianggap berisiko tinggi dan tidak termasuk dalam uji klinis memilih untuk tidak mendapatkan vaksinasi atau memilih untuk divaksin setelah mereka melahirkan.

5. Dosis vaksin terbatas

Para ahli memperkirakan, jumlah vaksinasi yang diperlukan untuk membuat dampak pada kekebalan kelompok tidak akan tercapai sampai tahun 2022.

Sementara itu, kita ketahui ada sangat banyak orang di dunia.

Maka dari itu, kita harus tetap memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan besar, dan menjaga jarak sosial untuk waktu yang lebih lama.

"Kita mungkin melihat pedoman pemakaian masker akan berubah setelah cukup banyak orang yang divaksinasi, serta jika kasus dan kematian telah turun," ujarnya.

Namun diungkapkannya pula, bahwa sampai saat ini, kita harus tetap waspada dalam perjuangan kita untuk mengendalikan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Alasan Penting Tetap Memakai Masker Setelah Divaksin Covid-19", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/04/145107420/5-alasan-penting-tetap-memakai-masker-setelah-divaksin-covid-19?page=3.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm