Bagikan :
Sisi mana pun dari skala sindrom imposter yang kita jalani, rasa tidak layak, dan pikiran negatif tidak boleh diabaikan.
Parekh menyarankan beberapa strategi sederhana untuk mengatasinya.
• Membuat jurnal pencapaian
Orang-orang yang menderita sindrom imposter selalu melihat apa yang harus mereka capai agar dianggap baik, daripada menilai bukti mengapa mereka sudah punya sederet hal yang harus dibanggakan.
• Beri nama imposter
Berikan persona ini nama yang berbeda dari diri sendiri, sehingga kita dapat menguraikan antara diri kita dan pikiran negatif.
Dengan melakukan ini, kita dapat memantau hal-hal apa yang dikatakan "dia" kepada kita setiap hari, khususnya seputar kelayakan dan pekerjaan yang kita hasilkan.
Setiap kali pikiran negatif merayap masuk, tanyakan pada diri sendiri, apakah ini saya atau ini dia?
• Memulai catatan tulisan atau suara
Hal ini akan membantu kita menyadari betapa negatif dan tidak sadarnya pikiran kita dan kemudian kita dapat bekerja untuk menggeser keyakinan ini.
• Berlatih untuk percaya pada keyakinan
Otak akan melakukan apa yang dikatakannya jadi jika kita mengatakan pada diri sendiri "Saya bukan pembicara publik yang baik" ini tidak meninggalkan ruang bagi otak untuk berpikir sebaliknya.
Hanya mencari bukti untuk mendukung keyakinan ini.
Cobalah untuk berpikir "Saya terbuka untuk melihat bagaimana saya bisa menjadi pembicara publik yang baik".
Maka, secara tidak langsung alam bawah sadar kita akan mencari bukti untuk mendukung kepercayaan ini melalui pemikiran sadar kita.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanda Sindrom Imposter pada Wanita Bekerja", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/05/203053620/tanda-sindrom-imposter-pada-wanita-bekerja?page=all.
