Ilustrasi
Ilustrasi ( Shutterstock)

Mengenal Distonia, Penyebab Gerakan Otot Dan Postur Tubuh Abnormal

8 Februari 2021 13:30 WIB

SonoraBangka.Id - Pernahkan Anda mengalami kontraksi otot sehingga tidak bisa mengatur gerakan? Jika itu terjadi, kemungkinan Anda mengalami distonia.

Distonia adalah kelainan neurologis yang menyebabkan kontraksi otot yang berlebihan dan tidak disengaja. Kontraksi otot ini mengakibatkan gerakan otot dan postur tubuh menjadi tidak normal, sehingga sulit bagi individu untuk mengontrol gerakannya.

Gerakan yang terjadi biasanya berpola dan berulang. Distonia juga bisa menyerang bagian tubuh mana saja, termasuk kelopak mata, wajah, rahang, leher, pita suara, batang tubuh, anggota tubuh, tangan, dan kaki.

Gejala

Tak hanya gerakan dan postur tubuh abnormal, gejala lain distonia juga bisa berupa depresi dan kecemasan. Berikut berbagai gejala yang kerap terjadi pada pasien distonia:

  • Bagian tubuh tertekuk atau dipelintir ke posisi tidak normal.
  • Gerakan tubuh berulang dan berpola, yang mungkin menyerupai tremor.
  • Gejala dapat memburuk atau hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Misalnya, distonia yang terjadi di area tangan mungkin hanya muncul saat menulis atau memainkan alat musik.

Mencoba tugas gerakan di satu sisi tubuh dapat mengaktifkan gejala distonia di sisi yang berlawanan. Gerakan dan postur akibat ditonia juga bisa diredakan sementara waktu dengan sentuhan lembut atau tindakan spesifik yang disebut trik sensorik.

Bagaimana cara mendiagnosis distonia?

Hingga saat ini, belum ada pemeriksaan tunggal untuk memastikan diagnosis distonia. Sebaliknya, diagnosis bergantung pada kemampuan dokter untuk mengamati gejala dan mendapatkan riwayat pasien secara menyeluruh.

Tes medis bisa dilakukan untuk menyingkirkan kondisi atau gangguan lain. Biasanya, distonia bisa didiagnosis dan diatasi olehahli saraf gangguan gerakan.

Serangkaian tes untuk mendiagnosis distonia bisa berupa berikut:

  •  Pemeriksaan riwayat pasien dan sejarah keluarga
  •  Pemeriksaan fisik untuk menilai fungsi sistem saraf
  •  Studi laboratorium seperti tes darah dan urine, serta analisis cairan serebrospinal
  •  Teknik perekaman listrik, seperti elektromiografi (EMG) atau elektroensefalografi (EEG)
  •  Pengujian genetik untuk memastikan distonia akibat keturunan
  •  Tes dan skrining tambahan untuk menyingkirkan kondisi atau gangguan lain.

Penyebab

Hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari distonia. Namun, para ahli memperkirakan distonia terjadi akibat komunikasi sel saraf yang berubah di beberapa wilayah otak. Namun, distonia juga bisa terjadi karena faktor genetik.

Distonia juga bisa menjadi gejala penyakit atau kondisi lain, seperti:

  •  Penyakit Parkinson
  •  Penyakit Huntington
  •  Penyakit Wilson
  •  Cedera otak traumatis
  •  Cedera lahir
  •  Stroke
  •  Tumor otak atau kelainan tertentu yang berkembang pada beberapa orang dengan kanker   (sindrom paraneoplastik)
  •  Kekurangan oksigen atau keracunan karbon monoksida Infeksi, seperti tuberkulosis atau   ensefalitis
  •  Reaksi terhadap obat tertentu atau keracunan logam berat.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, distonia juga bisa memicu komplikasi berikut:

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm