Makanan cepat saji juga terbuat dari tepung yang mengandung karbohdrat olahan tinggi namun rendah serat.
Padahal, serat sangat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan risiko divertikulitis dan kondisi lain yang terkait dengan mengejan atau sembelit, seperti wasir dan hernia.
Serat juga membantu perkembangan bakteri usus baik dan membuat kita merasa kenyang lebih lama.
Fast food merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori. Kalori yang ada dalam fast food boasanya berasal dari karbohidrat yang diproses tinggi.
Mengonsumsinya hanya akan memicu rasa lapar dalam sekejap, yang turut meningkatkan nafsu makan. Pada akhirnya, hal ini hanya akan meningkatkan risiko penambahan berat badan.
Saus yang kerap dijadikan kondimen dalam fast food juga kaya akan gula. Padahal, gula adalah penyebab utama epidemi obesitas.
Karbohidrat olahan dalam fast food bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan meningkatkan produksi insulin. Kondisi ini bisa membuat kita mudah lelah dan kehabisan energi.
Fast food kaya akan lemak jenuh, natrium, gula, dan karbohidrat olahan. Terlalu banyak mengonsumsinya bisa membuat tubuh kehilangan banyak nutrisi, yang turut berpengaruh buruk pada suasana hati.
Selain itu, mengonsumsi banyak makanan olahan juga dapat meningkatkan risiko depresi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Bahaya Terlalu Banyak Makan "Fast Food"", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2021/01/31/100000268/7-bahaya-terlalu-banyak-makan-fast-food-?page=all#page2.