Selain itu, penting untuk memisahkan kontak pribadi dengan kontak bisnis, sehingga pelaku UMKM tidak repot ketika berkontak dengan klien dan mitra bisnis di tengah kesibukannya dengan aktivitas lain.
Selain itu, konsistensi menjadi lanjutan dari komitmen ini.
Raiy menyebutkan kasus salah satu narasumber yang ditemuinya saat riset.
Pelaku UMKM tersebut sebetulnya memiliki modal besar, lahan yang strategis dan stok produk yang mumpuni, namun kurang konsisten dalam mengelola bisnisnya.
"Saat bisnisnya sudah ada, dia tidak konsisten dalam mengelola. Baru buka satu bisnis sudah mencoba bikin bisnis baru lagi."
"Akhirnya keteteran dan terabaikan. Jadi kurang terurus bisnisnya," ungkap Raiy.
3. Kreatif membuat merek
Sekecil apapun bisnis yang akan kamu mulai, merek atau brand tetaplah diperlukan.
Terlebih tren bisnis di masa pandemi semakin beralih ke ranah online.
Selain merek, penting pula untuk memiliki akun media sosial untuk memperkenalkan merek atau logo dagangan, sekaligus menjadi media berkomunikasi dengan konsumen.
Menurut Raiy, merek tersebut tak harus dibuat rumit tetapi idealnya mudah diingat.
Meski terdengar sederhana, namun membuat merek yang "catchy" juga tidak mudah dan perlu unsur kreativitas.