SonoraBangka.id - Para pesepeda modern yang menyukai kepraktisan dan fungsi, menganggap e-bike sebagai sepeda yang keren, seperti halnya sepeda lipat dan road bike.
Memang, sepeda elektrik atau e-bike pernah dianggap tunggangan bagi orang-orang yang malas mengayuh.
Namun pendapat itu tidak lagi berlaku di kalangan penggemar sepeda masa kini.
Kehadiran e-bike di masa pandemi sekarang ini juga dianggap sebagai waktu yang tepat, karena makin banyak orang ingin bersepeda, namun tidak semua memiliki kekuatan dengkul yang sama.
Ketika orang menghindari angkutan umum untuk menjaga jarak, maka sepeda menjadi solusi bagi para komuter dan mereka yang perlu transportasi mandiri.
E-bike khusunya, menjadi jawaban bagi mereka yang ingin bersepeda tanpa harus repot.
Popularitas e-bike yang meningkat terlihat dari banyaknya penjualan sepeda jenis ini.
Di Inggris, lima tahun lalu hampir tidak ada orang membeli e-bike. Namun sejak tahun 2020, lebih dari 100.000 e-bike terjual di sana.
Sedangkan menurut Forbes, antara tahun 2020-2023 akan terjadi lonjakan penjualan e-bike hingga 130 juta unit di seluruh dunia, dengan peminat utama dari kalangan atas.
Kemajuan dalam teknologi baterai dan waktu pengisian, rangka yang lebih ringan, serta kesadaran banyak orang untuk mengurangi polusi menjadi alasan mengapa konsumen masa kini tidak meragukan e-bike.
Apa beda e-bike dengan sepeda biasa?
Pada dasarnya, setiap e-bike memiliki motor listrik yang mendapatkan energi dari baterai untuk menggerakkan roda atau untuk menambah tenaga kayuhan.
Baterai ini bisa dipasang di dudukan di atas roda belakang, namun yang paling sering ditemukan saat ini adalah dipasang pada frame sepeda.
Baterai ini ada yang menyatu dengan frame sepeda, namun ada pula yang bisa dilepas untuk memudahkan pengisian ulang listriknya.