Lebih dari sepeda tradisional, tapi bukan motor atau mobil
Sepeda dianggap sebagai kendaraan yang lebih serbaguna daripada mobil.
Pengendara sepeda akan lebih mudah melewati jalur hutan, melewati gunung, atau menembus kemacetan lalu lintas kota.
Dalam medan yang ekstrim, sepeda gunung bahkan bisa melintasi jalur yang bahkan tidak bisa dilalui jip.
Dalam pengertian ini, sepeda menjadi alternatif tidak hanya bagi mobil tetapi juga untuk sepeda motor dan angkutan umum.
Sepeda juga tidak harus melewati jalan aspal, tidak perlu bensin, dan lebih hemat tempat parkir.
Kita juga dapat dapat membawa sepeda di dalam mobil, pesawat, atau kereta api, khususnya jenis sepeda lipat.
Nah, bila kita bisa menambahkan tenaga listrik yang membuatnya lebih gampang dikendarai, maka sepeda berubah menjadi mode transportasi yang serbaguna dan tidak lagi melelahkan.
Kita tiba-tiba akan mendapatkan kesempatan untuk menempuh jarak jauh tanpa banyak upaya.
Jarak tempuh 30 km dari rumah ke kantor dan kembali tidak lagi menjadi masalah.
Lebih ramah lingkungan
Pengendara sepeda memberi sumbangan nyata dalam mengurangi kerusakan lingkungan akibat polusi dan penggunaan energi berlebihan.
Di Eropa, pemerintah dan organisasi masyarakat sipil berusaha keras mengurangi emisi CO2 dan sedang mempersiapkan pelarangan total pada mesin bensin.
Pada 2030 mobil dan sepeda motor dengan mesin berbahan bakar bensin akan dilarang masuk ke Belanda, misalnya.
Di Swedia, larangan akan diberlakukan atas penjualan mobil berbahan bakar bensin dan solar.
Ini akan memberi kesempatan lebih besar pada e-bike sebagai transportasi utama.
Pada saat yang sama, banyak kota di dunia meningkatkan pembangunan jalur sepeda.
Alasannya kurang lebih sama, yaitu karena sepeda adalah jenis transportasi yang lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan bermotor, dan untunglah makin banyak orang sadar mengenai pentingnya menjaga lingkungan.