Ilustrasi
Ilustrasi ( Kompas.com)

6 Penyebab Hiperventilasi, Kondisi Bernapas Sangat Cepat

6 Maret 2021 13:20 WIB
  1. Penyakit paru paru

Penyakit paru-paru tertentu, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma, dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Saluran udara mungkin menyempit, membuat seseorang bekerja lebih keras untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan pernapasan cepat.

Jika penyakit paru-paru menyebabkan hiperventilasi, gejalanya mungkin termasuk mengi, nyeri dada, dan batuk.

  1. Ketoasidosis diabetik

Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi dari diabetes. Ketoasidosis diabetik dapat terjadi jika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk energi dan sebaliknya membakar lemak.

Jika tubuh terlalu lama bergantung pada lemak, produk sampingan yang disebut keton dapat terbentuk di dalam tubuh. Hiperventilasi adalah salah satu gejala ketoasidosis diabetikum.

Gejala lain termasuk:

  • Mual
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Sering buang air kecil  
  1. Berada di dataran tinggi

Saat seseorang berada di dataran tinggi, tekanan udara dan tingkat oksigen menurun, yang dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Di dataran tinggi, paru-paru harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam tubuh. Pada ketinggian sekitar 8.000 kaki, tingkat oksigen yang rendah dapat menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi.

Pada beberapa orang, hiperventilasi dapat dimulai pada ketinggian di bawah 8.000 kaki. Misalnya, penderita asma mungkin mengalami masalah pernapasan di dataran rendah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm