Penyakit paru-paru tertentu, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma, dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
Saluran udara mungkin menyempit, membuat seseorang bekerja lebih keras untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan pernapasan cepat.
Jika penyakit paru-paru menyebabkan hiperventilasi, gejalanya mungkin termasuk mengi, nyeri dada, dan batuk.
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi dari diabetes. Ketoasidosis diabetik dapat terjadi jika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk energi dan sebaliknya membakar lemak.
Jika tubuh terlalu lama bergantung pada lemak, produk sampingan yang disebut keton dapat terbentuk di dalam tubuh. Hiperventilasi adalah salah satu gejala ketoasidosis diabetikum.
Gejala lain termasuk:
Saat seseorang berada di dataran tinggi, tekanan udara dan tingkat oksigen menurun, yang dapat membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
Di dataran tinggi, paru-paru harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam tubuh. Pada ketinggian sekitar 8.000 kaki, tingkat oksigen yang rendah dapat menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi.
Pada beberapa orang, hiperventilasi dapat dimulai pada ketinggian di bawah 8.000 kaki. Misalnya, penderita asma mungkin mengalami masalah pernapasan di dataran rendah.