Selain itu, panyandang hipospadia mungkin memiliki fitur lain seperti penis melengkung ke bawah (chordee) atau kulup yang tidak lengkap.
Dalam kasus terakhir, kulup tidak ada di bagian bawah penis sehingga menyerupai tudung di bagian atas, yang dikenal sebagai kulup berkerudung.
Terkadang, hipospadia ini dapat dikaitkan dengan anomali genital lainnya seperti testis tidak turun dengan benar ke dalam skrotum (kriptorkismus) atau penis lebih pendek dari yang diharapkan untuk usia seharusnya (mikropenis).
Hal ini juga bisa menjadi bagian dari spektrum luas gangguan perkembangan seks.
Hipospadia kadang-kadang dapat ditemukan dalam kaitannya dengan beberapa sindrom, yang mungkin merupakan salah satu dari banyak malformasi.
Penyebab
Sampai saat ini penyebab hipospadia masih menjadi bahan perdebatan.
Tetapi, sekitar 10 persen kasus hipospadia terjadi karena faktor genetik dan lingkungan.
Perubahan gen yang diperlukan untuk perkembangan normal testis atau penis terbukti berkontribusi pada hipospadia pada sekitar 30 persen kasus.
Meski demikian, perubahan genetik semacam ini tidak menjelaskan semua kasus hipospadia.
Beberapa zat yang ditemukan di lingkungan sehari-hari seperti obat hormonal atau bahan kimia industri, serta pertanian juga dapat mengubah cara informasi genetik diekspresikan (epigenetik).