4. Tempatkan diri pada posisi pasangan
Kadang, benar-benar sulit untuk memahami pasangan, terutama ketika keinginan kita mengaburkan penilaian.
Itulah mengapa penting bagi kita untuk keluar dari pikiran kita sejenak dan mencoba mempertimbangkan pendapat serta perasaan pasangan.
Bagaimana dia akan terpengaruh jika menyerah dengan pilihan kita? Apa sisi positif dan negatifnya bagi dia?
Menurut kita, mengapa dia memiliki pendapat berbeda? Pengorbanan apa yang akan dia lakukan jika sejalan dengan ide-ide kita?
Biarkan pasangan kita tahu tanggapan apa yang kita berikan untuk pertanyaan-pertanyaan ini, dan tawarkan empati.
5. Pertimbangkan apa yang adil
Agar kompromi dalam perkawinan berhasil, satu orang tidak selalu bisa menjadi keset.
Dengan kata lain, kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, dan pasangan kita tidak bisa (dan kemungkinan besar tidak akan) selalu menuruti segala keinginan dan kebutuhan kita.
Selain itu, kita harus mempertimbangkan kewajaran dari setiap keputusan.
Misalnya, saat kita pindah ke kota, kita mungkin memiliki perjalanan yang lebih mudah dan lebih bahagia dengan gaya hidup yang serba cepat.
Tapi apakah perjalanan pasangan kita menjadi lebih sulit? Akankah dia dipadamkan oleh hiruk pikuk kehidupan? Apakah itu adil bagi dia?
Jadi pertimbangkan pula keinginan dan kepentingan dia, bukankah kita memang saling mengasihi?