Nah, akibat dari perilaku mengabaikan sikat gigi, sebanyak 73 persen orang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut selama masa pandemi.
Survei tersebut juga mencatat ada lima masalah utama kesehatan gigi dan mulut.
Di antaranya, mulut kering (36 persen), bau mulut atau halitosis (34 persen), gusi dan gigi berdarah saat menyikat gigi (34 persen), nyeri pada gigi, gusi, atau mulut (31 persen), dan kemunculan karises baru (25 persen).
"Kondisi ini diperburuk dengan tingginya risiko penularan Covid-19 yang membuat orang-orang kesulitan untuk memeriksakan masalah gigi dan mulut mereka ke dokter," jelasnya.
Perilaku ini tentu saja dapat menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut, yang jika dibiarkan dapat meningkatkan risiko permasalahan kesehatan yang lebih serius.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Drg R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM(K)MM mengatakan, rongga mulut itu sebagai tempatnya bakteri berkumpul.
"Apabila kita tidak sering membersihkannya bisa menimbulkan penyakit dan peradangan hingga ke jantung, otak, dan organ lainnya," jelasnya.
Karena itulah, dokter Seno mengingatkan agar masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut sebagai langkah preventif terhadap berkembangnya penyakit yang lebib serius.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orang Indonesia Ternyata Jarang Sikat Gigi Selama Pandemi", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/20/070000820/orang-indonesia-ternyata-jarang-sikat-gigi-selama-pandemi.