Ilustrasi makan bersama
Ilustrasi makan bersama ( SHUTTERSTOCK )

Agar Anak Lebih Bahagia, Bagaimana Model Pengasuhan Orang Denmark ?

8 Juni 2021 11:28 WIB

SonoraBangka.id - Salah satu negara yang masuk ke dalam daftar negara paling bahagia di dunia adalah Denmark.

Seperti dikutip laman I Am Expat, Denmark menempati peringkat kedua sebagai negara paling bahagia di dunia menurut World Happiness Report 2020, di bawah Finlandia.

Tingkat kebahagiaan Denmark tidak lepas dari parenting atau pola pengasuhan yang dijalankan masyarakatnya.

Menurut buku karangan Jessica Alexander dan Iben Dissing Sandahl berjudul "The Danish Way of Parenting", terdapat enam cara yang perlu diterapkan dalam pengasuhan anak.

Keenam cara itu disingkat dengan huruf P, A, R, E, N, dan T. Ingin mengetahuinya lebih lanjut?

Simak penjelasan di bawah ini.

1. P untuk play (bermain)

Kebanyakan anak di negara lain sibuk dengan sekolah dan belajar, sementara waktu bermainnya sudah ditentukan atau dibatasi.

Sebaliknya, orang Denmark mengikuti filosofi yang disebut perkembangan proksimal, yang menyatakan bahwa anak membutuhkan ruang untuk belajar dan tumbuh, salah satunya dengan bermain.

Anak dibebaskan untuk mengejar minatnya, sehingga anak bisa mencoba hal baru dan membangun kepercayaan diri.

Orangtua memang hadir dan mendampingi anak, namun tidak memegang kendali atau ikut terlibat dalam aktivitas bermain anak.

2. A untuk authenticity (keaslian)

Orang Denmark memiliki pandangan hidup yang realistis, dan membagikannya dengan anak-anak mereka. Hal ini bisa dilihat dari cara orangtua di Denmark memuji anak.

Mereka meyakini, mereka memuji anak untuk alasan dan dengan cara yang tepat.

Orangtua Denmark akan memuji anak atas kerja kerasnya dalam belajar dan berusaha menyelesaikan suatu tugas, daripada memuji anak atas kecerdasan bawaan yang sudah dimiliki anak sejak lahir.

Pendekatan ini mengajarkan kepada anak bahwa ia dapat melakukan apa saja, bukan hanya mengandalkan kemampuan sejak lahir dan tidak mampu berkembang.

3. R untuk reframing (pembingkaian ulang)

Orang Denmark terbiasa menghadapi situasi, terutama situasi yang kurang menyenangkan dan membuat stres, dengan mengubah cara pandang alias membingkai ulang situasi yang tidak menyenangkan itu.

Misalnya, jika cuaca tidak bersahabat, orang Denmark akan mengatakan setidaknya dia senang tidak sedang berlibur.

Orang Denmark percaya situasi apa pun tergantung pada cara kita memandang, sehingga mereka akan mengajak anak untuk menggunakan bahasa yang tidak membatasi mereka atau kondisi mereka.

Para orangtua berusaha keras menemukan sisi baik dari segala sesuatu dan memberikan contoh kepada anak bahwa setiap hal memiliki batasan yang sudah ada.

4. E untuk empathy (empati)

Empati akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Dalam sistem sekolah di Denmark, ada program wajib yang disebut Step by Step.

Pada program tersebut, anak diperlihatkan gambar anak lain yang menunjukkan emosi berbeda, seperti ketakutan, kemarahan, dan kebahagiaan.

Setelah itu, anak diminta menggambarkan dengan kata-kata mengenai apa yang dirasakan anak lain di dalam gambar.

Program tersebut membantu mengajarkan anak untuk berempati, serta cara membaca ekspresi wajah.

Nah, orangtua Denmark melanjutkan proses ini dengan membantu anak belajar menempatkan diri pada posisi orang lain, sehingga anak bisa lebih memahami hubungannya dengan teman dan anggota keluarga.

5. N untuk no ultimatum (tidak ada ultimatum)

Orangtua Denmark dikenal tegas namun juga responsif. Mereka menetapkan standar tinggi kepada anak, tetapi tetap mendukung anak.

Tidak ada orangtua Denmark yang mengharapkan anaknya benar-benar patuh, sebaliknya mereka berharap anak bisa berperilaku dewasa dan matang.

Di dalam keluarga Denmark, rasa hormat berlaku dua arah.

Orang dewasa harus bersikap baik dan sabar meski anak-anak mereka sedang melalui fase keras kepala.

6. T untuk togetherness (kebersamaan)

Dalam bahasa Denmark, ada satu kata yang tidak biasa, yaitu hygge (diucapkan hooga) yang artinya kurang lebih "melewati sesuatu bersama".

Keluarga di Denmark bermain game, minum teh, menyantap makanan enak, dan menghabiskan waktu menikmati kebersamaan satu sama lain.

Untuk melahirkan kebersamaan di dalam keluarga, carilah aktivitas yang bisa diikuti oleh setiap anggota keluarga, entah itu nge-game, bermain musik, atau sekadar duduk santai di ruang tamu dan menceritakan berbagai hal.

Jadi, seluruh anggota keluarga akan merasa bahagia, jika masing-masing anggota keluarga menikmati waktu satu sama lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contek Model Pengasuhan Orang Denmark agar Anak Lebih Bahagia ", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/01/194646720/contek-model-pengasuhan-orang-denmark-agar-anak-lebih-bahagia?page=all.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm