Meskipun nggak berdampak pada Perang Dunia II karena masih dalam perkembangan awal, mesin jet mengubah transportasi militer dan sipil di masa depan.
4. Transfusi plasma darah
Selama Perang Dunia II, seorang ahli bedah AS bernama Charles Drew menstandarkan produksi plasma darah untuk keperluan medis.
“Mereka mengembangkan seluruh sistem ini, di mana mereka mengirimkan 2 botol steril, 1 dengan air di dalamnya dan 1 dengan plasma darah beku-kering dan mereka akan mencampurnya,” kata Rob Wallace, spesialis pendidikan STEM di Museum PD II Nasional di New Orleans.
Nggak seperti darah utuh dari pendonor, plasma dapat diberikan kepada siapa pun tanpa memandang golongan darah seseorang, sehingga lebih mudah untuk diberikan di medan perang.
5. Komputer elektronik
Pada 1940-an, kata "komputer" merujuk orang (mayoritas wanita) yang melakukan perhitungan rumit menggunakan tangan.
Selama Perang Dunia II, Amerika Serikat mulai membangun mesin baru untuk melakukan perhitungan untuk lintasan balistik. Lalu mereka yang sebelumnya bertugas melakukan penghitungan dengan tangan, beralih untuk memprogram mesin komputer elektronik.
Programer yang bekerja pada mesin ENIAC Universitas Pennsylvania, salah satunya adalah Jean Jennings Bartik.
Ia memimpin pengembangan penyimpangan dan memori komputer elektronik. Sementara Frances Elizabeth “Betty” Holberton, yang membuat aplikasi perangkat lunak pertama.
Letnan Grace Hopper juga memprogram mesin Mark I di Universitas Harvard selama perang, dan kemudian mengembangkan bahasa pemrograman komputer pertama.
Selama perang, programmer seperti Dorothy Du Boisson dan Elsie Booker menggunakan mesin Colossus untuk memecahkan pesan yang dienkripsi dengan sandi Lorenz Jerman.
6. Radar
Laboratorium Radiasi MIT, atau "Lab Rad", memainkan peran besar dalam memajukan teknologi radar pada 1940-an.
Namun, tujuan awal lab radar itu adalah menggunakan radiasi elektromagnetik sebagai senjata, bukan bentuk pendeteksian.
“Gagasan pertama mereka yang mereka miliki adalah bahwa jika kita dapat mengirimkan seberkas energi elektromagnetik ke pesawat, mungkin kita dapat membunuh pilot,” kata Rob Wallace, spesialis pendidikan STEM di Museum PD II Nasional di New Orleans.
“Mereka memiliki gagasan bahwa mereka dapat menggunakan radiasi elektromagnetik seperti mereka menggunakan radiasi suara dalam sonar. Jadi mereka mulai bekerja untuk pengembangan radar," lanjutnya.
Radar membantu pasukan sekutu mendeteksi kapal dan pesawat musuh. Belakangan, itu terbukti memiliki banyak kegunaan non-militer, termasuk mendeteksi peristiwa cuaca besar, seperti badai. (*)