Nah, jika sudah ada hipotesis dan diagnosisnya sudah terkonfirmasi, maka akan dibuat rancangan terapi yang tepat untuk menangani masalah.
Perlu diingat, terapi yang dilakukan psikolog tidak melibatkan terapi obatobatan untuk meredakan gejala gangguan.
Hanya pengobatan lewat teknik psikoterapi saja.
Nah, ketika gejala gangguan sudah berat, maka kita perlu langsung ke psikiater, bukan psikolog lagi—meski dalam praktiknya seorang psikolog dapat berkoordinasi dengan psikiater untuk membuat rancangan pengobatan.
“Pengobatan medis ke psikiater umumnya bagi mereka yang sudah masuk fase sedang menuju ke berat. Karena di sini sudah mulai ada gangguan-gangguan dalam fungsi kehidupannya,” jelas Dr. Diah.
Contohnya kita mengalami gangguan cemas dalam tingkat tinggi, sampai timbul gejala panik.
Kita jadi tidak mau keluar rumah, memiliki rasa takut berlebihan, tidak bisa bekerja, menolak makan, hingga tidak berani bertemu orang.
Atau bisa juga gangguan berat ini mencetuskan pikiranpikiran ingin bunuh diri, menyakiti diri, atau membahayakan orang lain.
“Saat kondisi ini muncul, artinya seseorang membutuhkan pengobatan dengan obat-obatan psikotropika yang bisa meredakan gejala-gejala tadi ke psikiater. Sehingga, orang itu kemudian bisa berfungsi lebih baik,” jelas Diah.
Jadi, tetap harus dilihat lagi tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan.
Jadi, sekarang sudah tak bingung lagi kan harus ke mana kalau alami masalah mental?