SonoraBangka.ID -
Setelah konsisten merajut dua lagu yang saling bertautan sebelumnya, solois Teddy Adhitya akhirnya menutup trilogi '3' dengan single-nya yang paling terakhir.
Berjudul 'Masa Depan', Teddy menutup rangkaian cerita ini dengan pesan cerah yang mengajak para pendengar untuk adaptif dalam berbagai macam kehidupan.
Masih berdasar pada pengalaman pribadinya, Teddy bercerita kalo segala perubahan dimulai dari diri masing-masing, demi terciptanya suatu keadaan yang lebih baik.
Teddy Adhitya dengan berani menggunakan lirik berbahasa Indonesia secara penuh untuk rilisan terbarunya semenjak album 'Nothing is Real' (2017) dan 'Question Mark' (2019).
Penuh filosofis, Teddy menggunakan analogi ombak sebagai akar cerita yang disampaikan melalui percobaan lirik bahasa Indonesianya.
Single 'Masa Depan' juga sekaligus mengakhiri rangkaian cerita Teddy dalam Trilogi '3' dengan harapan untuk menjadi perbekalan dan pengharapan yang berharga bagi masa dapan, baik bagi dirinya ataupun semua pendengar.
Rangkaian cerita pribadi dari Teddy Adhitya melalui Trilogi '3' ini terdiri dari 'Langit Favoritku', 'Semestinya.', dan 'Masa Depan'. (*)