SonoraBangka.id - Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia.
Namun, apa yang terbayang di benak kita saat mendengar emas 24 karat yang terdapat pada batik tulis?
Ternyata, hal ini bukan tipuan, seperti yang dijelaskan oleh Heri Chandra, owner Pedjoeang Batik.
“Untuk 1 buah kancing emas murni 24 karat tersebut beratnya sekitar 3 gram, dan untuk satu kemeja tersebut membutuhkan 12 kancing emas,” jelas Heri.
Kancing emas yang disematkan di batik tulis tersebut memang koleksi Pedjoeang Batik.
Apa yang membuat batik tulis sangat bernilai?
Seperti yang kita ketahui, batik tulis adalah sebuah karya seni, dan yang membuat batik tulis bernilai tinggi karena hasil karya kerajinan tangan ini motifnya dibuat hanya satu-satunya di dunia.
“Jadi tidak ada yang sama motifnya biarpun dibatik oleh satu seniman,” jelas Heri.
Berkaca dari merk internasional yang selalu menyematkan logam mulia pada produknya, seperti jam tangan atau tas, hal itu yang membuat masyarakat Indonesia mengkoleksi barang-barang tersebut.
Heri menambahkan, “Emas juga merupakan lambang dari kesuksesan, apalagi saat ini orang suka berinvestasi emas dan tidak dapat dipungkiri emas merupakan investasi yang menjanjikan.”
“Muncullah ide ini, Pedjoeang Batik membuat kancing dari emas murni 24 karat yang disematkan di batik tulis. Semoga dengan ide ini bisa membuat warga negara Indonesia lebih bangga lagi dalam memakai serta mengoleksi batik tulis dan juga orang-orang dari luar negeri pastinya,” jelas Heri.
Pedjoeang Batik berawal dari hobi Heri Chandra mengoleksi batik tulis sejak tahun 2016.
“Dari kecintaan saya terhadap batik tulis inilah berkembang dan lahirlah Pedjoeang Batik di tahun 2019 di Medan. Dari hobi mengoleksi batik tulis sambil ikut melestarikan batik tulis,” ungkap Heri.
Logo Pedjoeang Batik berbentuk kereta kencana yang merupakan kendaraan para Sultan di zaman dahulu, dengan harapan kereta kencana ini bisa menjadi kendaraan untuk melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya batik tulis.
Pedjoeang Batik berfokus pada batik tulis serta menyediakan kustom batik, yaitu motif-motif khusus yang diinginkan pelanggan, seperti motif naga, harimau, dan motif lainnya.
“Bahkan belum lama ini kami mendapatkan pesanan batik tulis motif Pak Gus Dur, yaitu batik dengan lukisan berbentuk animasi Pak Gus Dur yang dipadukan dengan motif batik tradisional,” jelasnya.
Batik tulis kustom ini bisa dipesan dengan motif yang disukai pelanggan dengan tidak menghilangkan ciri khas dari batik tulis itu sendiri.
“Kami ingin mengumpulkan motif batik tulis yang ada di Indonesia, sehingga Pedjoeang Batik dapat menjadi store batik tulis terlengkap di kota Medan,” jelas Heri.
Dalam proses produksi Kereta Kencana Batik bekerjasama dengan perajin-perajin batik tulis di beberapa sentra batik di Jawa.
"Dengan demikian kami juga ikut membantu UMKM-UMKM di bidang batik menjadi lebih berkembang,” tambahnya.
Saat ini batik tulis yang disediakan berupa bakal atau berupa kain batik tulis saja.
“Namun kami juga memiliki rekanan penjahit dan desainer, sehingga pelanggan dapat memilih batik tulis yang disukai dan dijahit menjadi pakaian yang sesuai dengan ukuran pemilik, itu juga menjadi alasan kami tidak menjual pakaian jadi,” jelas Heri.
Namun masih banyak anak muda menganggap batik itu terlalu tradisional atau kuno, oleh karena itu Pedjoeang Batik membuat kustom kreasi batik tulis modern dengan motif-motif yang diinginkan anak-anak muda.
Saat ini store Pedjoeang Batik baru ada di Medan, tapi pelanggannya juga yang dari luar pulau karena bisa dipesan melalui media sosial.
“Untuk pelanggan yang datang ke store Pedjoeang Batik selalu kami jelaskan informasi mengenai batik tulis dan nilai-nilai pada batik tulis yang kami ketahui,” jelas Heri.
Pedjoeang Batik juga menyediakan informasi mengenai batik tulis di channel youtube Pedjoeang Batik.
Channel Pedjoeang batik ini disediakan untuk memberikan informasi pengenalan terhadap apa itu batik tulis dan sekaligus menjadi media yang bertujuan mendukung sesama pengusaha lokal yang juga merupakan pecinta batik.
Harapan kami agar batik tulis diwariskan turun temurun istilah jangan sampai punah, tetap bisa mengikuti perkembangan zaman, dan lebih banyak lagi orang yang memakai batik tulis.
Sebagai bangsa Indonesia tentunya kita harus melestarikan budaya yang kita miliki.