Jika ini terus dilakukan, anak tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya, tapi hanya akan menyalahkan orang lain atau keadaan.
Maka cara yang tepat adalah dengan menampung emosi anak.
Saat terkena body shaming si anak pasti akan merasakan emosi negatif, seperti sedih, marah, kesal, atau malu.
Nah, orangtua sebagai pihak yang paling dekat dengan anak harus bisa menampung emosi tersebut tanpa melakukan interupsi agar anak bisa merasa nyaman dan tenang.
Ketika emosi tidak nyamannya sudah keluar dan mereka merasa lebih tenang, barulah kita bisa mengajak anak diskusi untuk menelusuri mengapa kira-kira ia di-body shaming dan bantu anak untuk mencari solusi untuk masalahnya tersebut.
Tapi ingat, membantu tidak sama dengan memberikan keputusan.
Biarkan anak terbiasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Selain itu, ajarkan pula pada anak untuk bersikap asertif (tegas mengontrol perilaku) ketika mendapat perlakuan buruk ini.
Ajarkan kepadanya untuk mengatakan kepada teman yang mem-bully-nya bahwa ia merasa terganggu dan tidak senang.