Ilustrasi menjaga kesehatan mental sembari tetap aktif menjalankan pekerjaan.
Ilustrasi menjaga kesehatan mental sembari tetap aktif menjalankan pekerjaan. ( Shutterstock)

Untuk Menjaga Kesehatan Mental, Bagaimana Cara Menyeimbangkan Hidup?

23 Oktober 2021 14:54 WIB

SonoraBangka.id - Di masa pandemi seperti saat ini memang menuntut kita harus beradaptasi. Tapi sayangnya, hal yang sering diabaikan adalah kesehatan mental diri sendiri.

Terlebih, bagi seorang ibu yang menjadi ujung tombak dalam keluarga guna memastikan kesehatan untuk seluruh anggota keluarga.

Ibu biasanya hanya berfokus pada keluarga dan cenderung mengabaikan dirinya. Tak heran jika hal tersebut justru melahirkan kecemasan, stres, hingga depresi.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh KG Group dan Allianz bertema Tips Mengatasi Dilema Ibu dalam Menjaga Kesehatan Keluarga pada Rabu (13/10/21), dikupas tuntas soal tips-tips menjaga kesehatan mental.

Acara ini diisi oleh 4 narasumber, yakni dr Shindy Putri, seorang dokter dan influencer, psikolog Jennyfer M. Psi, Pungky Afrieca, atlet voli olimpiade, dan Sukarno, Head of Health Product Marketing & Service Development Allianz Indonesia.

Keadaaan yang serba tak menentu seperti pandemi seperti sekarang ini melahirkan kesehatan mental yang terganggu.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Kompas.com dalam sebuah aplikasi mengungkapkan hampir 90 persen responden dari kalangan ibu mengatakan bahwa keluarga mereka terdampak oleh pandemi Covid-19.

37% ibu merasakan kecemasan dan 25% responden mengatakan bahwa hal tersebut berdampak pada hubungannya dengan pasangan.

Sayangnya, tidak ada responden yang mencari pertolongan kepada tenaga ahli seperti dokter, psikolog, atau psikiater.
 
Dalam data yang dihimpun, 63% persen responden merasa pasrah dengan keadaan, 18% persen minta bantuan ke suami, dan sisanya adalah mencari kesenangan.

Tentu hal ini menjadi perhatian mengingat banyak kesehatan mental yang terdampak, namun tak mencari pertolongan.

Jennyfer, M. Psi, seorang psikolog yang hadir jadi pembicara pun membagikan tipsnya dalam menjaga kesehatan mental.

"Kesehatan mental itu tidak terlihat dan bisa terjadi pada pikiran kita. Pikiran, Fisik, dan perasaan itu satu kesatuan."

"Ketika mungkin pikiran kita banyak atau perasaan kita lagi nggak enak, fisik itu juga akan terlihat, mungkin migrain atau haid kurang teratur."

"Cemas, Stres, selain itu ada paranoid juga, takut itu yang banyak terjadi di masa pandemi," jelas Jennyfer.

Jennyfer kemudian pun membeberkan tanda-tanda yang terjadi pada tubuh apabila kesehatan mental kita terganggu.

"Ada patokannya. Kualitas tidur menurun, insomnia atau tidur, tapi bangun-bangun badan terasa cape.

"Emosional banget, jadi marah-marah, tidak nafsu makan juga. Akhirnya problem kita bisa pengaruh ke hubungan kita dengan anak dan/atau dengan pasangan," ujar Jennyfer.

Sehingga, menurut Jennyfer, kita memerlukan keseimbangan hidup. Caranya adalah dengan beristirahat, jaga asupan makan, dan bahkan membagi beban ke orang lain.

"Kita perlu istirahat juga. Kalau lagi ada momen buat istirahat, harus istirahat jangan pikiran ke mana-mana."

"Penting juga untuk kita membagi beban kita kepada pasangan atau mungkin ke orang tua kita. Misal, tolong dong jaga anak 2-3 jam. Jadi itu nggak apa-apa. Jangan apa-apa dipikul sendiri, jadi gak apa-apa minta tolong pada orang lain."

"Makanan juga pengaruh. Asupan makanan yang sehat mempengaruhi tubuh kita agar lebih tenang dan balance."

"Kalau kita lagi emotional unstable, kita boleh untuk stay away sebentar. kitanya sebagai seorang perempuan, ibu, istri, kita harus bijak melihat semuanya," ucap Jennyfer.

Senada dengan Jennyfer, dr Shindy Putri juga membicarakan soal keseimbangan hidup agar mendapatkan kesehatan mental yang stabil.

"Kembali ke diri masing masing. Harus tenang dulu dan "nyalakan" saraf parasimpatis di tubuh kita. Jadi, di dunia kesehatan, terbagi 2 saraf, ada saraf simpatis, ini tempatnya panik, stres, memacu adrenalin. Dan saraf parasimpatis, yakni "tempat" untuk pikiran rileks dan lebih tenang."

"Jadi, kita bisa menyalakan saraf parasimpatis. Bagaimana caranya? Tarik nafas panjang, lalu hembuskan pelan pelan. Kalau masih panik, minum sambil duduk. Kalau masih juga panik, berbaring."

dr Shindy Putri juga menekankan pentingnya me time dan memberikan afirmasi positif ke diri sendiri agar mental lebih stabil.

"Kita juga butuh me time. Yang tau me time ya diri kita sendiri, sukanya apa, mau melakukan apa, dan gak apa apa kita lakukan me time."

"Dan ada hal kecil yang sering dilupakan, yakni memberikan afirmasi positif, seperti mengucapkan terima kasih ke diri sendiri."

"Jika kita melakukan afirmasi positif ini akan terasa lega. Hal kecil seperti itu harus diperhatikan."

Pungky Afrieca, atlet voli olimpiade pun telah mempraktikkan keseimbangan hidup guna menjaga kesehatan mental di rumah.

Menurut Pungky, dirinya dan suami pun turut terkena imbas dari situasi pandemi yang belum pasti seperti ini.

Walau begitu, dirinya yang seorang istri dan juga seorang ibu untuk si kecil berumur 2 tahun, penting untuk menjaga kesehatan dirinya dan keluarga.

Pungky pun tak menampik jika dirinya juga merasakan lelah luar biasa dalam mengurus rumah dan si kecil yang sedang aktif-aktifnya. Terlebih ia tak menggunakan jasa babysitter dan asisten rumah tangga.

Ia pun telah mempraktikkan me time untuk dirinya dan tak segan meminta bantuan kepada orang tua dan suami untuk menjaga si kecil ketika dirinya sedang me time.

"Di rumah kan tanpa ART, tanpa babysitter juga. Jadi, pernah di satu titik merasa duh cape banget karena si anak lagi aktif aktifnya, pekerjaan rumah belum selesai."

"Kalau sudah kayak gitu, aku biasanya telepon orang tua buat ke rumah atau minta bantu suami untuk jaga anak."

"Untuk komunikasi sendiri, Alhamdulillah dia (suami Pungky) membantu banget dan mengerti. Mau sama-sama mengurus anak," cerita Pungky.

Walau begitu, tidak ada salahnya juga bagi kita untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga ahli.

Mengingat kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk, yakni menggunakan asuransi kesehatan seperti Hospital & Surgical Care Premier Plus dari Allianz Indonesia.

"Asuransi itu memang tujuannya untuk menghadapi risiko ya seperti bawa payung sebelum hujan. Walaupun belum tentu hujan atau kalau tiba-tiba hujan, kita sudah siap," ujar Sukarno, Head of Health Product Marketing & Service Development Allianz Indonesia.

Hospital & Surgical Care Premier Plus (HSCPP) dari Allianz Indonesia merupakan asuransi kesehatan tambahan dari produk asuransi jiwa unit link dengan plus pilihan plan, plus manfaat, dan juga plus layanan.

Produk ini memberikan manfaat pembayaran biaya perawatan rumah sakit sesuai tagihan. Pilihan plan yang bisa diambil juga beragam, mulai dari plan rawat inap hanya di Indonesia, maupun sampai rawat inap di luar negeri di mana pembayaran bisa dilakukan dengan fitur cashless.

Produk itu juga memiliki fitur Alternative Inpatient Care yang memungkinkan nasabah mendapatkan perawatan inap di rumah sendiri, yang sangat berguna di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Untuk melengkapi manfaat rawat inap, Hospital & Surgical Care Premier Plus juga memiliki manfaat rawat jalan dengan fitur-fitur baru seperti pengobatan tradisional, konsultasi terapi kesehatan mental, disertai juga dengan layanan tanya dokter dan tebus obat online yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Salah satu layanan yang diberikan juga adalah fitur terapi kesehatan mental yang semakin relevan di masa pandemi berdasarkan data WHO yang menunjukkan peningkatan kasus gangguan kesehatan mental di sejumlah negara sejak pandemi COVID-19.

"Di produk terbaru ini terapi kesehatan mental mulai ditanggung di dalam polis. Apabila kondisi psikiatri terganggu karena sakit yang diderita atau terjadi karena pembedahan, itu pertanggungjawabannya di rawat inap di HSCPP. Ada juga di rawat jalan untuk merawat kesehatan mental dengan masa tunggu 12 bulan," beber Sukarno.

Nah, tentunya ini menjadi hal baik dan bisa menjadi pilihan di masa pandemi seperti sekarang ini.

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm