Ilustrasi
Ilustrasi ( shutterstock )

Tetap Positif Tak Selalu Jadi Solusi Terbaik dalam Atasi Masalah!

6 November 2021 19:25 WIB

SonoraBangka.id - Di jaman sekarang ini, pola pikir positif dalam hidup, baik dalam kehidupan sehari-hari atau mengatasi masalah memang sebaiknya dilakukan.

Tapi, tidak semua masalah bisa kamu hadapi dengan tetap positif dan optimis dengan menampik emosi yang kamu rasakan.

Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja, setiap emosi harus diekspresikan dengan menerima dan mengakui keberadaannya.

Kalimat "Stay positive!" tidak selalu relevan dalam menghadapi krisis, sebab setiap masalah harus dihadapi dengan kesadaran penuh (mindful) guna mengetahui makna di baliknya.

Melansir Bright Side, berikut lima alasan mengapa selalu berpikir positif tidak selalu menjadi solusi terbaik dalam mengatasi masalah.

1. Mengabaikan potensi bahaya yang nyata

Bersikap positif dalam keadaan darurat dapat membahayakan atau bahkan mengancam nyawamu.

Misalnya, saat kamu berada pada hubungan toksik yang penuh pelecehan verbal hingga seksual, berpikir positif justru akan memperparah gejalanya.

Kamu mengharapkan pasanganmu berubah dan memaafkan segala perbuatannya, tapi kepositifan itu tidak menjamin untuk mengubahnya.

2. Mengabaikan perasaanmu yang sebenarnya

Ketika kamu memaksakan diri untuk hanya melihat sisi baiknya, kamu sedang menekan emosi negatif, yang bisa membuatnya semakin kuat.

Perasaan negatif yang ditekan akan menjadi bom waktu, yang akan meledak suatu hari nanti dan mengharuskanmu menghadapi masalah lagi.

Dengan tetap bersikap positif, kecil kemungkinan untuk meminta bantuan karena kamu berpikir bahwa dirimu baik-baik saja.

3. Tidak dapat mengambil pelajaran dari masalah

Hidup itu dinamis, bahagia dan kesedihan selalu beriringan. Masalahpun silih berganti untuk membuat hidupmu semakin tumbuh.

Jika kamu mengabaikan masalah dan tidak mengakui bahwa kamu sedang rentan, kamu tidak akan tumbuh dewasa dari masalah itu.

Kamu memilih mengambil sikap positif dengan tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi dan pelajaran apa yang diperoleh dari situasi krisis ini.

4. Optimisme saja tidak cukup

Optimis dan percaya diri bahwa kamu bisa memang penting, tapi itu bukan satiu-satunya jalan untuk menghadapi krisis.

Rasa bersalah adalah emosi manusia normal yang tidak boleh dihindari, dengan begitu kamu dapat memanfaatkan kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.

Saat menghadapi kehilangan, kamu seharusnya tetap merasakan kesedihan, itulah kesempatan kamu bisa belajar dari perasaan ini dan menjalani hidup dengan maksimal.

5. Makna memberikan harapan untuk mengatasi masalah

Terlepas dari masalah apa yang datang di kehidupanmu, setiap masalah pasti memberikan pelajaran dan makna di dalamnya guna memberitahumu bagaimana hidup berjalan.

Harapan memungkinkan kamu untuk menyeimbangkan hal-hal buruk yang terjadi saat ini dengan mengakui keberadaannya.

Ketika kamu sedang mengalami masalah, akuilah keberadaannya bahwa kamu sedang menghadapi situasi krisis dan rentan.

Memang, mengakui perasaan tidaklah membuatmu payah, justru itulah langkah awal kamu bisa menemukan cara untuk bangkit dari rasa sakit, kesalahan, atau kegagalan.

SumberParapuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm