Bagikan :
SONORABANGKA.ID - Umat berbagai agama dari Islam, Hindu, Budha, Kristen dan Konghucu di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung memiliki cara unik agar dapat menyatukan perbedaan.
Mereka bergotong royong membangun rumah warga dari yang tak layak huni menjadi layak huni atau membangun Rumah Bhineka Tunggal Ika di Kelurahan Temberan, Kecamatan Bukit Intan.
Hal ini juga sebagai bukti toleransi antar umat beragama di Bumi Serumpun Sebalai.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bangka Belitung, Ja’far Siddiq mengatakan, hal ini ialah pilot project antara umat lintas agama yang mana memang sinergitas antar umat beragama harus dilakukan dimanapun dan kapanpun.
“Mudah-mudahan bisa menjadi contoh di semua wilayah di Indonesia. Sinergitas kita bukan hanya ngobrol di warung kopi, silaturahmi tetapi juga menumbuhkan ide-ide baru dan kemudian dituangkan dengan hasil yang nyata dengan bedah rumah,” ucap dia usai meresmikan rumah Bhineka Tunggal Ika, Rabu (1/12/2021).
Ja’far menilai, kerukunan umat beragama di Bangka Belitung sudah bagus dan memang tinggal dijaga serta dirawat oleh masyarakatnya itu sendiri layaknya tradisi nganggung atau membawa dulang berisi makanan untuk disantap bersama tanpa memandang suku, ras, agama dan antargolongan (SARA).
“Tradisi seperti ini tidak boleh hilang harus ditingkatkan, karena ini kearifan lokal yang ada di Provinsi Bangka Belitung,”jelas Ja’far.
Oleh karena itu, sambung dia dengan anugerah yang luar biasa seperti ini sudah selayaknya dijaga dan mudah-mudahan sinergitas ini terus berlanjut bukan hanya untuk agama Islam melainkan agama-agama lain yang ada di Bangka Belitung.
“Ini bukan kali ini saja InsyaAllah akan diinisiasi dari kami bukan dari NU tetapi juga seluruh rekan-rekan lintas agama lebih banyak lagi dan bukan hanya Islam, siapa saja dari lintas agama bisa secara bergantian membangun rumah layak huni,” tambah Ja’far.
Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil mengatakan kegiatan seperti ini merupakan salah satu contoh kebersamaan dalam perbedaan yang ada di Kota Pangkalpinang.
“Perbedaan itulah yang membuat kita bersatu. Ini bentuk kebersamaan kita lintas agama,” kata Maulan, Rabu (1/12/2021).
Menurut Molen sapaan akrab Maulan, hanya orang bodoh yang memperdebatkan masalah perbedaan apalagi di Kota Pangkalpinang.
“Hanya orang bodoh yang memperdebatkan masalah perbedaan, suku, agama, ras dan antargolongan. Padahal itu adalah kekayaan kita,”ucap dia.
Molen mengatakan, dengan kebersamaan itulah yang membuat sebuah daerah menjadi kuat dan semangat dalam membangun perubahan khususnya di Kota Pangkalpinang. Oleh karenanya dia sangat mengapresiasi dengan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat lintas agama di Pangkalpinang.
“Dari hal-hal kecil seperti ini kami Pemerintah Kota Pangkalpinang apresiasi sekali dan terima kasih membantu kami dalam mensejahterakan masyarakat,” imbuh Molen.
Ajak Masyarakat Hindari Konflik
Kapolres Pangkalpinang, AKBP Dwi Budi Murtiono mengajak masyarakat agar menjaga kondusifitas dan menghindari konflik horizontal maupun vertikal yang berunsur SARA.
Menurutnya, tanpa bantuan dan bukti nyata dari seluruh tokoh agama yang ada di wilayah Kota Pangkalpinang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) tidak akan dapat dikelola dengan baik.
“Ini mustahil kami bisa mengelola Kamtibmas dengan baik, karena salah satu saluran dari kami untuk mengelola Kamtibmas adalah pengaruh dari seluruh tokoh agama tokoh masyarakat yang ada,” ucapnya, Rabu (1/12/2021).
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Unik Umat Lintas Agama di Pangkalpinang Bangun Rumah Bhineka Tunggal Ika, https://bangka.tribunnews.com/2021/12/01/unik-umat-lintas-agama-di-pangkalpinang-bangun-rumah-bhineka-tunggal-ika?page=2.
