SonoraBangka.id - Over sharing bisa terjadi kapanpun jika pengguna masih tak menyadari bahaya mempublikasikan data pribadi mereka, tak hanya lewat tren Add Yours Instagram saja.
Bahaya over sharing ini mulai dari penyalahgunaan data hingga gangguan mental seperti IOD.
Untuk menghindari over sharing, Pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia, Dr. Firman Kurniawan membagikan tips cara bermain sosial media yang aman.
Menurutnya, langkah pertama adalah dengan menyadari karakteristik media sosial seperti Instagram yang berbeda dibanding media konvensional.
"Agar tidak oversharing setiap pengguna perangkat berbasis internet termasuk Instagram, harus paham bahwa kegiatannya adalah aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi data."
"Selururuhnya terlacak dan meningglkan jejak yang disebut sebagai digital path," ujarnya saat dihubungi NOVA, Rabu (24/11).
Digital path adalah serangkaian data yang terbentuk dari perilaku-perilaku tunggal produksi distribusi dan komsumsi data data, setiap berinteraksi dengan perangkat digital.
Tak sembarangan, rangkaian data ini punya nilai yang fantastis.
"Rangkaian data ini punya nilai yang berharga bagi orang lain. Punya nilai ekonomi (bisa dijual), nilai politik(bisa digunakan untuk mengarahkan pilihan politik), bernilai sosial (bisa untuk mempengaruhi perilaku orang lain)," sambungnya.
Oleh sebab itu, data menjadi komoditas yang sangat besar di era modern saat ini.
Namun hal tersebut hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain yaitu pengguna media sosial itu sendiri.
"Sementara pihak lain yang menginduh data bisa memperoleh keuntungan secara sah maupun tidak sah, pemilik datanya justru tidak memperoleh apapun, kecuali kesenangan dalam memggunakan perangkat digital."
Jadi, diungkapkannya bahwa keamanannya bisa terancam, ketika datanya disalahgunakan oleh pihak lain.