Gubernur Babel Himbau Bahaya Melakukan Pinjaman Online, Lebih Baik Pinjam Melalui KUR

SONORABANGKA.ID - Keberadaan pinjaman online (pinjol) kini sedang marak di masyarakat. Banyaknya pinjol yang menawarkan kemudahan menjadi daya tarik masyarakat untuk melakukan pinjaman.

Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, menyebutkan pemerintah mendorong masyarakat untuk tidak melakukan pinjaman online, sebaiknya menggunakan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih jelas aturanya.

Menurutnya, melalui pinjaman online, masyarakat kurang mengetahui rumusan dan aturan. Akibatnya masyarakat dapat terjebak dengan pinjol nantinya.

"Kita ikut mengawasi hal ini, kepolisian juga mengawasi, yang namanya pinjaman online bisa dilakukan hubungan dengan handphone. Bagaimana kita mengawasi dengan baik, kecuali teknologi kita betul-betul ada, dan teknologi kita juga terbatas,"ujar Erzaldi kepada Bangkapos.com, Jumat (3/12/2021).

Mantan Bupati Bangka Tengah ini, menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan pinjaman kredit usaha rakyat yang tersedia di layanan Bank.

"Karena pemprov juga selalu berkonsolidasi dengan Direktorat Jenderal Pembendaharaan Babel terkait serapan KUR. DJPb selalu berkonsolidasi kepada kami berapa persen sudah KUR terserapkan. Bank mana yang menyalurkan, daerah mana yang sedikit serapan KUR nya," ucapnya.

Dia menyebutkan, KUR yang digulirkan oleh pemerintah dilaksanakan untuk membantu dan mendorong usaha masyarakat.

"Khususnya pada masa pandemi Covid-19 dengan harapan program ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin," katanya.

Senada disampaikan, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung,
Edhi Mulyadi, mennuturkan pihaknya memberikan fasilitas kepada UMKM untuk menggunakan KUR.

Menurutnya dana KUR lebih mudah dan ringan ketimbang dengan pinjaman online yang saat ini sedang marak.

"Cakupan debitur KUR ini perlu ditingkatkan, jangan sampai mereka terjebak pinjol, karena KUR debitur lebih mudah dan ringan bunganya," ujar Edhi.

Edhie mengatakan, ada subsidi dari pemerintah terkait pelaksanaan kredit usaha rakyat yang saat ini berjalan.

"Karena kami bersubsidi sampai debitur hanya membayar maskimal 6 persen bahkan tambahan subsidi bunga sehingga debitur hanya membayar 3 persen saja," ujarnya.

Tag: