Ia pun menjajal berbagai model pakaian yang beraneka ragam hingga cenderung seksi.
Namun, saat itu tak sedikit konsumen yang malah menanyakan baju pesta untuk muslimah, yang tak ada di tokonya.
Inilah yang kemudian melahirkan ide brilian bagi Nining. Karena sejatinya, Nining sebagai seorang perempuan muslimah juga acapkali kesulitan untuk mendapatkan baju-baju pesta muslimah.
Kalaupun ada, model dan kualitasnya masih kelas biasa. Dan itu tentu tidak cocok bagi mereka yang memang memiliki anggaran lebih.
“Mengapa enggak sekalian saja saya jualan baju pesta muslimah?” jelas Nining.
Dari sana, akhirnya dia mulai belajar menjahit, belajar membuat pola baju, belajar mendesain, belajar tentang sifat dan keunikan kain, belajar tentang padupadan warna dan lainnya.
Hingga menyulap garasi rumahnya menjadi bengkel jahit dan merekrut beberapa tukang jahit untuk membantunya, sekaligus mulai belajar merancang busana pesta.
“Ternyata asyik juga ya. Saya pun makin jatuh cinta pada dunia fesyen,” tutur Nining.
Nah, kerja kerasnya tak sia-sia. Setelah bertahun-tahun menjajal bisnis fesyen, kini toko yang dimilikinya berkembang jadi 12 cabang dengan 30 orang pegawai.