Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari.
Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari. ( (SHUTTERSTOCK/Naeblys))

Kini Ledakan Omicron di Turki 60.000 Kasus Per Hari yang Tak Disadari Oleh Para Turis Indonesia

10 Januari 2022 22:01 WIB

Cepat menular

Turki sendiri hingga saat ini masih membuka pintu kedatangan internasional. Banyak pelancong asal Indonesia yang berbondong-bondong berwisata ke negara tersebut.

Baru-baru ini, keluarga besar selebriti Anang Hermansyah dan Atta Halilintar juga bertolak ke Turki untuk berlibur. Akan tetapi , sepulang dari negara tersebut, istri Anang Hermansyah, Ashanty, dikabarkan terpapar virus corona varian Omicron.

Sebelum akhirnya terbang ke Indonesia, Ashanty mengaku sudah menjalani dua kali tes PCR di Istanbul, Turki, dengan hasil negatif. Oleh karena sudah memenuhi syarat, Ashanty beserta rombongan pulang ke Indonesia.

Setibanya di Tanah Air dan hendak menjalankan karantina sesuai aturan pemerintah, Ashanty dinyatakan positif Covid-19.

Dari kronologi yang disampaikan Ashanty, perbedaan hasil tes PCR yang didapatkannya saat berada di bandara Turki dan saat tiba di Indonesia tidak begitu jauh, hanya hitungan jam.

Untuk diketahui, butuh waktu 11-15 jam untuk menempuh penerbangan dari Turki ke Indonesia.

Terkait hal ini, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, bisa jadi hal ini disebabkan karena adanya masa inkubasi virus. "Bisa saja karena ada masa inkubasi virus," tambah Nadia kepada Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Menurut World Health Organization (WHO), masa inkubasi virus merupakan waktu antara terpapar virus hingga timbulnya gejala. Masa inkubasi virus corona rata-rata 5-6 hari, tetapi bisa selama 14 hari.

Sementara itu, melansir pada laman Harvard Medical School, masa inkubasi virus corona diperkirakan 2-14 hari.

Kemudian, gejala biasanya muncul dalam 4 atau 5 hari setelah terpapar. Artinya, seseorang bisa saja menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 saat masa inkubasi virus baru dimulai, namun setelahnya tes menunjukkan hasil positif.

Selain itu, ahli biologi molekuler Ahmad Utomo mengatakan, sebenarnya hal ini wajar terjadi. Terdeteksinya virus, kata dia, bergantung pada status replikasi virus tersebut. "Bisa saja, karena tergantung status replikasi virus," kata Ahmad seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (8/1/2022).

"Apalagi dari eksperimen laboratorium terbukti virus Omicron ini memang terkenal tinggi efisiensi replikasinya," lanjutnya.

Menurut laporan para peneliti University of Hong Kong, varian Omicron dapat berkembang 70 kali lipat lebih cepat daripada varian Delta di jaringan bronkus.

Bronkus sendiri ialah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan dan sebelum paru-paru.

Temuan tersebut dapat menjadi salah satu penjelasan mengapa varian Omicron lebih menular dibandingkan varian sebelumnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ledakan Omicron di Turki 60.000 Kasus Per Hari yang Tak Disadari Para Turis Indonesia...", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/01/10/10345061/ledakan-omicron-di-turki-60000-kasus-per-hari-yang-tak-disadari-para-turis?page=2.

Sumberkompas
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm