Baik, kita kembali kepada penjelasan soal turunnya jumlah penduduk miskin ini bukan simsalabim, boleh dijelaskan?
Jadi begini, jika boleh jujur sejak pertama kali menjadi nahkoda di provinsi ini, saya yakin bahwa yang menjadi potensi di Babel ini adalah komoditas-komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan, serta tentunya timah.
Ketika kita pahami situasi ini, maka selanjutnya kita coba pahami karakter komoditas yang perlu didorong kualitas produksinya sehingga ini akan mendatangkan uang yang akan berputar di Bangka Belitung.
Kita tahu bagaimana kita punya lada yang kualitasnya sudah diakui dunia. Sawit kita juga tumbuh dan hasil laut kita juga luar biasa.
Terakhir yang tumbuh sangat progresif ialah udang vaname.
Jadi ini bukan datang tiba-tiba, ini sudah kita siapkan mulai dari regulasi hingga kebijakan yang terus kita dorong.
Secara global perekomonian tiarap sejak pandemi, adakah penjelasan soal ini?
Mohon maaf, sebenarnya kita tak menyiapkan fondasi perekomonian Bangka Belitung ini untuk menghadapi pandami, sebab tidak ada yang berpikir kita semua akan terkena pandemi selama dua tahun belakangan.
Mendorong sektor perkebunan, perikanan dan pertanian serta timah ialah membangun Bangka Belitung untuk jangka panjang, bukan semata-mata menghadapi pandemi.
Kalaupun sejak pertengahan 2020 kita semua dihantam pandemi, itu justru menjawab bahwa strategi kita fokus pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan membuat perekonomian kita relatif stabil walau dilanda pandemi.