SONORABANGKA.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sudah mencatat jumlah penduduk miskin di Babel berkurang sebanyak 3.000 orang.
Data ini menarik lantaran penurunan jumlah penduduk miskin ini terjadi justru saat pandemi.
Tentu banyak hal yang bisa dikupas di balik data tersebut, utamanya kebijakan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung hingga membuat catatan positif ini.
Berikut penjelasan Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman dalam wawancara eksklusif dengan Bangka Pos:
Selamat Pak Gubernur, BPS mencatat ada 3.000 orang miskin di Babel mentas dari kemiskinan. Ini data yang dilaporkan BPS pada September 2021 dibandingkan data Maret 2021. Bagaimana komentarnya?
Pertama saya memberikan apresiasi luar biasa kepada BPS yang selalu memberikan data-data penting sekaligus akurat.
Data tersebut menjadi indikator capaian dari program dan kebijakan yang kita jalankan. Apa yang disampaikan BPS menjadi tolok ukur dan kontrol untuk apa yang sudah kita lakukan.
Jika kita bandingkan September dengan Maret di tahun yang sama, jumlah penduduk miskin di Babel turun sebesar 0,23 persen.
Catatan BPS tersebut diambil saat pandemi berjalan di tahun kedua dan kita semu tahu, fase itu merupakan fase tersulit yang dialami seluruh daerah, bahkan secara nasional maupun global
Inilah yang saya sebut bahwa capaian itu tak diperoleh dengan tiba-tiba atau simsalabim seperti orang main sulap.
Ada proses panjang hingga apa yang kita lakukan memberikan arti untuk Bangka Belitung.
Sebagai catatan, angka kemiskinan tak mungkin turun saat ekonomi lesu. Jumlah orang miskin akan semakin banyak saat ekonomi kita tidak tumbuh.
Data tersebut sekaligus bicara bahwa saat daerah lain dan rata-rata nasional ekonomi kita lesu, maka perekonomian di Bangka Belitung Alhamdulillah tumbuh.
Satu lagi, kemiskinan yang turun tersebut juga pasti diikuti dengan angka pengangguran yang berkurang. Artinya apa?
Perekonomian kita tumbuh, lapangan pekerjaan terbuka dan yang sebelumnya miskin karena menganggur akhirnya bekerja dan keluar dari jerat kemiskinan.
Sebelum kita lebih jauh bicara soal kemiskinan, bolehkah diberi gambaran tentang kondisi perekonomian di Babel?
Maaf saya hanya mengutip apa yang disampaikan BPS, artinya data ini merupakan data yang objektif.
Perekonomian kita pada triwulan III-2021 membaik dibandingkan triwulan III-2020.
Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 tumbuh sebesar 6,11 persen year on year.
Terhitung periode Maret 2021 hingga September 2021, angka inflasi umum tercatat sebesar 1,12 persen.
Baik, kita kembali kepada penjelasan soal turunnya jumlah penduduk miskin ini bukan simsalabim, boleh dijelaskan?
Jadi begini, jika boleh jujur sejak pertama kali menjadi nahkoda di provinsi ini, saya yakin bahwa yang menjadi potensi di Babel ini adalah komoditas-komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan, serta tentunya timah.
Ketika kita pahami situasi ini, maka selanjutnya kita coba pahami karakter komoditas yang perlu didorong kualitas produksinya sehingga ini akan mendatangkan uang yang akan berputar di Bangka Belitung.
Kita tahu bagaimana kita punya lada yang kualitasnya sudah diakui dunia. Sawit kita juga tumbuh dan hasil laut kita juga luar biasa.
Terakhir yang tumbuh sangat progresif ialah udang vaname.
Jadi ini bukan datang tiba-tiba, ini sudah kita siapkan mulai dari regulasi hingga kebijakan yang terus kita dorong.
Secara global perekomonian tiarap sejak pandemi, adakah penjelasan soal ini?
Mohon maaf, sebenarnya kita tak menyiapkan fondasi perekomonian Bangka Belitung ini untuk menghadapi pandami, sebab tidak ada yang berpikir kita semua akan terkena pandemi selama dua tahun belakangan.
Mendorong sektor perkebunan, perikanan dan pertanian serta timah ialah membangun Bangka Belitung untuk jangka panjang, bukan semata-mata menghadapi pandemi.
Kalaupun sejak pertengahan 2020 kita semua dihantam pandemi, itu justru menjawab bahwa strategi kita fokus pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan membuat perekonomian kita relatif stabil walau dilanda pandemi.
Kita tahu, komoditas kita tetap menjadi primadona di pasar baik nasional maupun global. Pandemi yang kita alami justru menjadi jawaban bahwa arah pembangunan kita konstruksinya sudah benar, relnya sudah ketemu.
Meski tentu masih harus banyak penyempurnaan di sana-sini, tapi catatannya adalah, konsep dasarnya sudah ketemu dan terbukti.
Apakah kondisi perekonomian kita juga dipengaruhi oleh harga timah yang bergairah di pasar global?
Tentu. Kita beruntung Babel punya komoditas unik yang tidak dimiliki daerah lain seperti timah. Ini merupakan berkah yang harus kita syukuri dan manfaatkan secara bijak. Harga timah yang bergairah cukup signifikan membuat perekonomian kita tetap tumbuh.
Dari pemahaman itu pula kita harus kembangkan kepada komoditas lain. Catat, lada kita adalah lada terbaik di dunia.
Kita tahu bagaimana Pemprov Babel mendorong komoditas ini tetap eksis, bahkan untuk lada ini, suport kita sangat luar biasa sejak dari hulu di penyediaan bibit. Kita mesti paham soal ini.
Setelah kita memahami potensi kita, kita juga mendorong bagaimana tumbuhnya komoditas lain, sawit, porang, dan yang kita tahu semua udang sedang sangat bergairah.
Ini semua tak akan terjadi jika kita tidak dorong dengan kebijakan yang mengakselerasi sektor ini tumbuh sehingga menjadi pemicu tumbuhnya perekonomian kita.
Kecuali Timah, bukankah daerah lain juga memiliki komoditas macam sawit dan sebagainya?
Betul memang tapi tolong dicatat, lada kita merupakan lada terbaik yang sudah diakui dunia. Untuk itu komoditas ini menjadi prioritas kebijakan kita untuk diakselerasi.
Tidak hanya itu, kita juga mengedukasi pelaku usaha kita, petani kita untuk mulai beralih ke komoditas yang memang bisa bicara di pasar dunia.
Kita tahu dulu banyak petani kita yang mengandalkan karet. Namun kita tahu dan mulai kita dorong untuk petani kita juga mengembangkan jahe merah, umbi, porang dan lain sebagainya.
Jadi intinya, edukasi kepada petani, nelayan kita tentang komoditas yang laku di pasar itu terus kita lakukan.
Tidak hanya itu, beberapa kali kita juga menghadirkan langsung pengusaha yang bisa menampung dan memberi nilai tambah pada komoditas kitam seperti porang.
Apa maksudnya, supaya petani kita juga yakin bahwa mereka menanam sudah yakin akan pasarnya.
Selain itu dengan adanya investor yang datang, mereka akan mampu membuat nilai tambah bagi komoditas yang kita hasilkan plus bonusnya adalah terbukanya lapangan pekerjaan.
Selain kebijakan pemerintah, adakah faktor lain yang membuat Babel mampu mencatatkan angka positif di sektor ekonomi selama pandemi?
Ini menarik pertanyaannya dan saya terimakasih diingatkan soal ini. Karena saya harus sampaikan bahwa, masyarakat kita ini sangat kreatif.
Betul sekali pandemi ini sudah meluluhlantahkan banyak sektor. Namun coba lihat, saat pandemi berapa model bisnis baru tumbuh diantara kita?
Masyarakat kita ini, Babel ya saya bilang sangat kreatif. Hitung coba, saat pandemi berapa UMKM yang justru tumbuh?
Catatan penting untuk kita semua, apa yang dilakukan pemerintah tak akan banyak berarti jika masyarakatnya tak mampu mengeloa diri dengan baik. Dan saya pastikan, masyarakat Babel mampu mengelola dirinya sekaligus mengembang potensi diri mereka ke arah yang lebih baik.
Karakter inilah yang harus kita pelihara dan jangan mendidik masyarakat kita menjadi lemah dan pasif. Kita pun harus mendorong masyarakat kita menjadi kreatif dan tangguh.
Detailnya apakah ini juga terkait dengan banyak skema bantuan bersamaan dengan pandemi?
Jadi begini, pada satu titik bantuan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar hidup saat pandemi ini urgent diberikan. Tetapi terkait dengan hal ini, jangan sampai pemberian bantuan ini justru keluar dari konteks dasarnya.
Memberikan bantuan diwaktu pandemi atau situasi apapun itu dilakukan untuk hal-hal yang sangat esensial.
Jangan sampai pemberian bantuan ini justru mengubah karakter masyarakat kita yang tadi saya sebut sangat kreatif dan kuat justru berubah menjadi negatif.
Bantuan jangan dilakukan secara terus menerus jika itu dalam bentuk finansial.
Sebagai pemerintah kita harus jeli dan mampu memberikan bantuan itu yang bisa merangsang masyarakat kita bangkit.
Pancingan-pancingan agar masyarakat kita mandiri inilah yang perlu dan terus harus dorong untuk mampu berusaha dan berupaya.
Satu contohny yakni bagaimana tumbuhnya UMKM kita. Yang harus dibantu adalah bagaimana mereka mengenal teknologi, memanfaatkan pasar di sosial media melalui aplikasi dan sebagainya. Termasuk modal barangkali ini juga signifikan
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Erzaldi Beberkan Alasan Ekonomi Bangka Belitung Sanggup Hadapi Pandemi, https://bangka.tribunnews.com/2022/01/19/erzaldi-beberkan-alasan-ekonomi-bangka-belitung-sanggup-hadapi-pandemi?page=4.