Kita tahu, komoditas kita tetap menjadi primadona di pasar baik nasional maupun global. Pandemi yang kita alami justru menjadi jawaban bahwa arah pembangunan kita konstruksinya sudah benar, relnya sudah ketemu.
Meski tentu masih harus banyak penyempurnaan di sana-sini, tapi catatannya adalah, konsep dasarnya sudah ketemu dan terbukti.
Apakah kondisi perekonomian kita juga dipengaruhi oleh harga timah yang bergairah di pasar global?
Tentu. Kita beruntung Babel punya komoditas unik yang tidak dimiliki daerah lain seperti timah. Ini merupakan berkah yang harus kita syukuri dan manfaatkan secara bijak. Harga timah yang bergairah cukup signifikan membuat perekonomian kita tetap tumbuh.
Dari pemahaman itu pula kita harus kembangkan kepada komoditas lain. Catat, lada kita adalah lada terbaik di dunia.
Kita tahu bagaimana Pemprov Babel mendorong komoditas ini tetap eksis, bahkan untuk lada ini, suport kita sangat luar biasa sejak dari hulu di penyediaan bibit. Kita mesti paham soal ini.
Setelah kita memahami potensi kita, kita juga mendorong bagaimana tumbuhnya komoditas lain, sawit, porang, dan yang kita tahu semua udang sedang sangat bergairah.
Ini semua tak akan terjadi jika kita tidak dorong dengan kebijakan yang mengakselerasi sektor ini tumbuh sehingga menjadi pemicu tumbuhnya perekonomian kita.
Kecuali Timah, bukankah daerah lain juga memiliki komoditas macam sawit dan sebagainya?
Betul memang tapi tolong dicatat, lada kita merupakan lada terbaik yang sudah diakui dunia. Untuk itu komoditas ini menjadi prioritas kebijakan kita untuk diakselerasi.