Sederhananya, NFT bisa dikatakan seperti sertifikat fisik hak cipta yang dapat menjamin keaslian suatu karya seni. Bedanya NFT berupa sertifikat digital. Berbagai karya yang dijadikan NFT sendiri, misalnya gambar atau video, biasanya bisa disimpan dan dilihat oleh banyak orang.
Namun, hanya ada satu orang yang memiliki versi aslinya yang dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan digital yang tersimpan di dalam blockchain. NFT sendiri dirangkum KompasTekno dari The Verge, Senin (17/1/2022), digunakan pertama kali pada sebuah game blockchain bernama CryptoKitties pada Oktober 2017 lalu. Dalam game tersebut, pengguna bisa mengadopsi atau memelihara seekor kucing virtual.
Layaknya memiliki binatang peliharaan di dunia fisik, seekor kucing digital bakal memiliki identitas (token) unik untuk menunjukkan bahwa kucing tersebut dimiliki sepenuhnya oleh seorang pengguna.
Dari cara kerja NFT ini, mungkin bisa dibayangkan secara kasar mengapa harga NFT bisa melambung. Alasan paling mendasar dari pertanyaan tersebut adalah, karena tidak ada penguasaan dan dominasi dalam skema perdagangan NFT.
Dengan kata lain, tidak ada aktor dominan yang bisa mengendalikan harga di NFT.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Cara Kerja NFT?", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/01/17/10310057/bagaimana-cara-kerja-nft?page=all#page2.