Ino (28) saat hendak memasang regulator ke sebuah tabung Bright Gas ukuran 12 kilogram yang ada di rumahnya, Rabu (2/2/2022).
Ino (28) saat hendak memasang regulator ke sebuah tabung Bright Gas ukuran 12 kilogram yang ada di rumahnya, Rabu (2/2/2022). ( (Bangkapos.com/Cepi Marlianto))

Harga Gas Elpiji Non Subsidi Melonjak, Pedagang Kuliner Nilai Tidak Dukung UMKM

3 Februari 2022 06:30 WIB

SONORABANGKA.ID - Naiknya harga liquefied petroleum gas (LPG) non subsidi di Pangkalpinang, membuat sejumlah masyarakat beralih menggunakan elpiji melon ukuran 3 kilogram.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Adi (56, Warga Kelurahan Sinarbulan, Kecamatan Bukitintan. Dia yang memiliki usaha kuliner di Pasar Malam terpaksa harus memutar otak guna menutupi harga gas elpiji non subsidi yang naik.

Semula bapak empat orang anak ini berjualan menggunakan tabung bright gas ukuran 12 kilogram,tetapi  sejak harga isi ulang naik ia beralih menggunakan tabung gas 3 kilogram.

“Terpaksa pakai tabung gas 3 kilogram, karena yang non subsidi naik tidak sesuai dengan pengeluaran,” ujar dia kepada Bangkapos.com, Rabu (2/2/2022).

Dalam mengais rezeki kata Adi, memang dirinya tak pernah lepas dalam penggunaan gas elpiji. Bahkan untuk  menekan pengeluaran modal untuk berdagang dia harus menggunakan tabung 3 kilogram yang bersubsidi.

Hal itu untuk mengurangi biaya pengeluaran untuk membeli isi ulang tabung gas, yang mana gas melon di agen dijual sekitar Rp18 ribu per tabung.

“Saya jualan sosis dan segala macam, kompor kan harus tetap menyala. Ya, dengan ganti ini setidaknya bisa mengurangi modal. Walaupun kadang enggak beli di agen harganya Rp25 ribu per tabung,"terang Adi.

Dia menilai, kebijakan menaikkan harga gas elpiji non subsidi saat ini sangat tidak mendukung para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang kuliner, untuk dapat bangkit kembali.

Padahal hampir setahun lebih dilanda Pandemi Covid-19 dirinya tak bisa berjualan karena adanya pembatasan kegiatan di kampung-kampung.

Belum lagi mengingat bahwa kenaikan harga beberapa waktu lalu juga dialami oleh beberapa komoditas lain seperti minyak goreng. Alasan itu lah yang membuatnya semakin menjerit.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm