SonoraBangka.id - Saat ini tidak sedikit orang yang tertarik dengan metode diet meal replacement.
Tapi, meski sebuah makanan mengklaim dapat membantu kamu mempunyai tubuh yang ramping dan ideal, meal replacement juga tak luput dari potensi risiko kesehatannya, lho.
Beberapa produk mungkin saja mengandung bahan yang kurang sehat atau enggak sepenuhnya bisa dijadikan sebagai pengganti makanan diet kamu.
Yuk, kita cari tahu manfaat serta risiko dari meal replacement.
1. Apa saja manfaat yang didapatkan?
Secara tidak langsung, meal replacement membantu kamu untuk menghindari makanan olahan atau fast food.
Apalagi bagi kamu yang sibuk bekerja dan tak ingin jam makannya berantakan, bisa juga, nih, diganti dengan meal replacement.
“Biasanya meal replacement itu bioavailability-nya (penyerapan nutrisi, red.) lebih tinggi dan sudah dibuat lebih mudah serap. Jadi kita harus tahu juga pakem-pakemnya,” ucap ahli gizi Shintya Dewi, S.Gz, RD.
Selain itu, sebagai teknologi pangan, meal replacement juga diformulasikan untuk menyediakan semua zat gizi yang dikonsumi dalam makanan lengkap.
Menjalani diet defisit kalori memang menjadi tantangan tersendiri, terutama saat kamu merasa kelaparan.
Tapi meal replacement dengan protein dan serat yang tinggi bakal membantu penurunan berat badan sekaligus menyehatkan pencernaan kamu.
2. Bagaimana supaya tidak ketergantungan?
Segala hal yang membuat ketergantungan memang kurang baik. Itulah sebabnya, kamu tak boleh bergantung pada meal replacement dalam jangka waktu yang lama.
Bila kamu memutuskan untuk lepas dari meal replacement dan tak mengatur pola makan, bisa-bisa berat badan kamu malah kembali naik.
“Ketika berat badan udah oke, jadi mau makan ini deh, makan itu deh. Dietnya itu kayak cuma terapi aja. Kita maunya badan juga sehat, metabolisme lebih bagus, bonusnya langsing,” kata Shintya.
Jadi, jangan sampai kamu lupa diri dan melahap banyak makanan tanpa pikir panjang, ya.
3. Apa risiko yang bisa terjadi?
Demi menghindari kondisi kesehatan yang buruk akibat diet yang asal-asalan, kamu perlu memonitor sendiri penggunaan meal replacement.
Kalau komposisi enggak sesuai, sel-sel yang ada di dalam tubuh kita bisa rusak, juga lebih sulit untuk menurunkan beran badan.
“Kalau misalnya diet dalam jangka waktu lama, ada zat gizi yang ada di makanan lain yang kita perlukan. Seperti ada nutrisi, asam lemak esensial, dan vitamin lain yang enggak kita dapat,” tutur Shintya.
Misalnya kalau hitungan kalori kurang pas, kamu bisa mengalami malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
4. Meal replacement Vs. real food, mana lebih baik?
Baik meal replacement atau real food memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, nih.
Namun untuk memudahkan kamu, meskipun real food lebih disarankan, meal replacement juga diperbolehkan untuk dikonsumsi pada waktu-waktu sibuk.