SonoraBangka.ID - Personel Pussy Riot Nadya Tolokonnikova resmi merilis sebuah proyek karya NFT bersama dengan organisasi mata uang kripto di Ukraina untuk menggalang dana bantuan setelah invasi yang dilakukan oleh Rusia.
Wanita asal Rusia ini emang punya sejarah panjang untuk aktivitasnya dalam melawan kebijakan dari pemerintah Rusia - terutama atas kebijakan Presiden Vladimir Putin.
Kini bersama dengan DAO (Desentralized Autonomous Organization) Ukraina, digital artist bernama Trippy Labs, dan kolektif seni PleasrDAO, Tolokonnikova bakal menjual sekitar 10.000 karya NFT dengan bendera Ukraina, dan juga karya NFT unik lain dengan bendera tersebut.
Seluruh keuntungan dari penjualan ini akan disumbangkan kepada dua organisasi non-pemerintah yang bergerak pada bidang kemanusiaan di Ukraina; yakni Proliska dan the Return Alive Foundation.
Melalui proyek ini, UkraineDAO besutan Nadya ini berhasil meraup pundi-pundi sebesar USD 1.3 juta alias Rp18.7 miliar.
Target dari proyek ini adalah USD 2.7 juta atau 1.000 ETH (sekitar Rp38 miliar).
Kalo kalian mau bantuin Nadya dkk untuk rakyat Ukraina, bisa banget untuk beli karya NFT dengan bendera Ukraina di tautan ini.
Meski berasal dari Rusia, Tolokonnikova nggak ragu untuk terang-terangan untuk mendukung rakyat Ukraina, bahkan sampai rela bikin proyek NFT dengan dasar bendera negara tetangga Rusia tersebut.
"Karena ini bukan hanya tentang estetika atau karya artis tertentu. Ini lebih dari semua yang terlibat dalam proyek ini, ini adalah gestur murni untuk solidaritas," tegas Tolokonnikova kepada Decrypt.
"Aku benar-benar malu dengan pemerintah negaraku, jadi sederhana aja; aku harus membantu rakyat Ukraina sebisaku. Well, ini lah alasanku kenapa akhirnya aku mau bergabung di Web3," tambahnya.
Sejak awal terbentuk, Tolokonnikova bareng band-nya Pussy Riot emang selalu vokal untuk mengkritik gaya kepemimpinan Vladimir Putin selaku penguasa di Federasi Rusia.
Beberapa personel bahkan sempat merasakan dinginnya tembok jeruji besi di Rusia atas aktivitas konsisten yang mereka lakukan tersebut.
Nadya Tolokonnikova dan rekannya Nika Nikulshina bahkan telah dilabeli sebagai antek asing alias "foreign agents" oleh pemerintah Rusia.
Well, HAI nggak mau ikut campur terlalu dalam deh. Yang jelas, kami terus berharap semoga dunia bisa segera damai kembali tanpa ada peperangan dan korban jiwa.