Hal itu dikarenakan Indonesia berada pada batas kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal Odeh yang secara astronomi hilal diperkirakan sangat sulit diamati.
"Apalagi pada masa pancaroba saat ini, potensi mendung dan hujan mungkin terjadi di lokasi rukyat. Jadi ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat,” ungkapnya.
Jika hilal sulit diamati pada 1 Mei 2022, kemungkinan pengamat hilal akan mengusulkan untuk melakukan istikmal, yaitu menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari.
Bila sidang Isbat yang dilakukan Kemenag menerima istikmal tersebut berarti Idul Fitri akan jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022.
Thomas berharap agar pemerintah menetapkan Idul Fitri 1443 H secara bersamaan dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat.
“Dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat, kita berharap Idul Fitri 1443 ditetapkan seragam pada 2 Mei 2022,” harapnya.
Prediksi BMKG sama
Prediksi sama disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono memaparkan bahwa Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari Terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.
Rahmat juga menjelaskan, waktu terbenam Matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).