Ia mengemukakan, Indonesia telah memiliki berbagai program untuk meningkatkan kesetaraan gender, kewirausahaan, dan keuangan inklusif.
Hal ini dilakukan melalui pelatihan kewirausahaan bagi perempuan serta desa ramah perempuan-anak.
Lainnya, dibuat juga kerangka pengaturan yang meliputi strategi nasional inklusi keuangan perempuan, regulasi yang mendukung wirausaha perempuan, dan peningkatan akses kredit UMKM.
Dalam sambutan penutup, Co-chair GPFI Bank Sentral Italia Magda Bianco menyampaikan, digitalisasi telah mentranformasi kehidupan secara umum dan sistem keuangan secara khusus.
Ia menyebut, digitalisasi menjadi penolong utama di masa pandemi.
"Digitalisasi membuka kesempatan luas bagi UMKM untuk inovasi produk dan jasa keuangan yang berkualitas, serta mendukung kemudahan akses, mengurangi biaya transaksi dan menjadi prasarana dalam evaluasi kelayakan kredit. Nanti, pada gilirannya hal tersebut akan menciptakan inklusi yang lebih luas," terang dia.
Sebagai informasi, Bank Dunia mencatat 1,7 miliar orang di dunia masih kesulitan mengakses layanan keuangan dasar.
Hal itu disebabkan masih minimnya literasi, keterbatasan pada infrastruktur, persepsi tidak dibutuhkannya pembiayaan, informasi yang asimetris, masalah kepemilikan dokumen legal, hingga keamanan siber.
Seminar ini sekaligus menjadi bekal untuk rangkaian Presidensi Indonesia G20 2022 di area digital financial inclusion dan SME Finance.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur BI: Digitalisasi adalah Game Changer Bangun Akses Keuangan yang Lebih Inklusif", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/05/12/154000326/gubernur-bi--digitalisasi-adalah-game-changer-bangun-akses-keuangan-yang-lebih?page=all#page2.