Bangkasonora.ID - Dalam kebutuhan sehari-hari, kita banyak mengonsumsi beragam bahan pangan.
Contoh bahan makanan bergizi adalah sayur dan buah serta juga ada telur, daging, hingga susu.
Namun, makanan yang bergizi bisa menyebabkan keracunan jika tidak diolah dengan baik, teman-teman!
Penyebab keracunan makanan bukan hanya karena makanan basi atau kedaluarsa, bisa jadi kesalahan dalam mengolah makanan bisa menyebabkan makanan yang bergizi menjadi racun.
Lantas, makanan bergizi mana saja yang akan menyebabkan keracunan bisa tidak diolah dengan baik?
Ketahui apa saja bahan makanan yang bisa menjadi beracun jika tidak diolah maupun disimpan dengan baik!
1. Sayur dan Buah
Konsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup setiap hari sangat baik bagi tubuh kita.
Di dalam buah dan sayur terdapat berbagai nutrisi serta vitamin yang baik untuk tubuh, terutama anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Namun kita harus hati-hati saat mengonsumsi buah dan sayur, nih, teman-teman, karena bisa saja buah dan sayur terkontaminasi beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan.
Buah dan sayur bisa saja terkontaminasi bakteri Salmonella, Listeria campylobacter, atau E. coli.
Biasanya, kontaminasi bakteri ini berasal dari tanah, proses penyimpanan, penjualan di pasar, atau bahkan pengolahan di dapur, lo.
Selain dari bakteri, buah dan sayur juga bisa menjadi penyebab keracunan dari pestisida yang digunakan untuk membunuh hama pada buah dan sayur.
Nah, agar terhindar dari keracunan sayur dan buah, sebaiknya teman-teman selalu mencuci sayur dan buah sebelum mengonsumsinya, ya.
Selain itu, buang bagian kulit dan daging buah atau sayur yang sudah rusak serta sebaiknya konsumsi sayur, terutama kol, taoge, dan sayur hijau lainnya dalam keadaan matang.
2. Telur
Siapa yang suka makan telur mata sapi, telur dadar, atau telur rebus sebagai lauk saat makan?
Telur adalah salah satu bahan makanan yang mudah didapatkan, mudah diolah, dan menjadi sumber protein yang baik selain daging.
Meskipun menjadi sumber protein bagi tubuh, tapi telur ternyata bisa terpapar bakteri yang menjadi penyebab keracunan, teman-teman.
Bakteri yang bisa terdapat di telur adalah Salmonella yang menyerang saluran usus dan menyebabkan penyakit salmonellosis yang menimbulkan gejala seperti muntah atau diare.
Telur bisa terpapar bakteri Salmonella jika lingkungan sekitar petelurnya kotor dan menyimpan banyak bakteri.
Untuk mengindari telur yang kita konsumsi terpapar bakteri Salmonella, sebaiknya kita membeli telur di tempat yang tepercaya dan perhatikan kondisi telur, ya.
Pilih telur yang cangkang atau kulitnya tidak rusak dan bernoda, serta pastikan kulit telur juga bersih.
O iya, cara lain untuk menghindari bakteri Salmonella yang ada di telur adalah dengan memasak telur sampai matang.
3. Daging Mentah
Tubuh membutuhkan asupan protein, yang bisa didapatkan dari konsumsi daging, baik daging unggas maupun daging sapi.
Nah, pastikan saat mengonsumsi daging, teman-teman memakan daging yang sudah matang seutuhnya, ya.
Daging yang masih mentah atau setengah matang bisa saja mengandung berbagai bakteri, seperti E. coli, Salmonella, dan yersinia yang menyebabkan keracunan.
Mengonsumsi daging yang matang akan mencegah keracunan makanan karena berbagai bakteri tadi, teman-teman.
Selain itu, teman-teman juga bisa memberitahu ibu untuk menyimpan daging mentah di tempat yang bersih dengan udara dingin atau di dalam kulkas untuk mencegah pertumbuhan bakteri, lo.
4. Susu serta Produk Susu Mentah
Saat akan mengonsumsi beberapa produk, baik itu makanan maupun minuman, sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan matang, teman-teman.
Salah satu contohnya adalah susu dan produk susu lainnya yang sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan matang.
Susu yang baik untuk tubuh dengan kandungan kalsium, protein, dan nutrisi lainnya bisa menjadi beracun kalau diminum sebelum dimatangkan, lo.
Hampir sama seperti makanan lainnya, susu yang masih mentah bisa mengandung beberapa bakteri, seperti Salmonella, E.coli, hingga Listeria campylobacter.
Namun teman-teman tidak perlu takut untuk mengonsumsi susu, nih, karena susu yang sudah matang dengan melalui proses pasteurisasi, aman dikonsumsi, kok.
(Penulis: Tyas Wening)