Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung, Dr Devi Valeriani
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung, Dr Devi Valeriani ( )

Harga BBM Nonsubsidi Naik Lagi, Akademisi Ungkap Tak Berdampak Signifikan pada Inflansi

12 Juli 2022 09:06 WIB

SONORABANGKA.ID - Pemerintah melalui PT Pertamina, sudah menaikkan harga sejumlah produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM non subsidi.

Kenaikan harga ini meliputi Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite serta LPG non subsidi.

Tahun ini, Pemerintah melalui Pertamina diketahui sudah dua kali menaikkan harga BBM non-subsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite, untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai lebih dari 100 per barel.

Dekan Fakultas Ekonomi sekaligus Dosen Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Devi Valeriani, mengatakan keputusan pemerintah menaikan harga BBK ini dengan berbagai pertimbangan, sehingga keputusan tersebut tepat dan wajar dengan tujuan penetapannya adalah mengikuti harga keekonomian.

Ia menuturkan, kenaikan tersebut dipicu dengan adanya kenaikan harga minyak dunia. Namun diharapkan jika harga minyak dunia mengalami penurunan, pemerintah dapat menurunkan kembali harga BBM non subsidi.

Sementara LPG Bright Gas pun mengalami kenaikan mulai 10 Juli 2022. Harga gas yang mengalami penyesuaian tersebut untuk ukuran 5,5 kg dan 12 kg.

Ia menilai, jika kenaikan harga LPG nonsubsidi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan inflasi maupun terhadap perekonomian. Hal ini lantaran pengguna LPG non subsidi lebih kecil dibanding konsumsi LPG nasional.

"Artinya, masyarakat umum, seperti rumah tangga menengah kebawah dan pelaku usaha kecil, sangat terbatas menggunakan LPG non subsidi, sehingga tidak berdampak terhadap daya beli. Karena masyarakat tersebut lebih banyak menggunakan LPG subsidi bagi rumah tangga menengah kebawah dan pelaku-pelaku usaha mikro kecil," kata Devi, Senin (11/7/2022).

Sama halnya dengan kenaikan BBM nonsubsidi diperkirakan tak mengganggu daya beli masyarakat. Karena konsumen BBM nonsubsidi adalah kelas menengah atas, yang juga telah memahami makna BBM berkualitas.

Menurutnya, Pertamina tentu harus menjaga ketersediaan pasokan dan juga mematuhi kebijakan pemerintah dalam hal harga agar tetap terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat.

"Selama yang naik bukan BBM bersubsidi, premium, dan bukan juga Pertalite, kenaikan harga BBM tidak banyak berdampak ke inflasi. Namun jika yang mengalami kenaikan adalah BBM yang bersubsidi seperti premium dan pertalite yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, maka kenaikan tersebut akan menjadi pemicu inlfasi, dan akan melemahkan daya beli masyarakat,"ujarnya.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Harga BBM Nonsubsidi Naik, Akademisi Sebut Tak Berdampak Signifikan pada Inflansi, Sarankan Hal Ini, https://bangka.tribunnews.com/2022/07/11/harga-bbm-nonsubsidi-naik-akademisi-sebut-tak-berdampak-signifikan-pada-inflansi-sarankan-hal-ini.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm