Bahkan hal-hal kecil yang tidak disadari bisa menjadi trigger yang menimbulkan luka.
"Ada begitu banyak hal yang tidak kita sadari ternyata sangat berpengaruh pada sifat, perilaku, keputusan yang kita buat, dan respons kita terhadap lingkungan."
Oleh sebab itu, sebelum berbicara cara menjaga kesehatan mental, ibu perlu mengetahui apakah luka dan emosi di masa lalu sudah sembuh.
"Nah maka dari itu cara menjaga kesehatan mental berarti ibu-ibu harus mengecek dulu, yakin gak sih udah sehat mental? Yakin gak luka dan emosi sudah sembuh?" sambungnya.
Amanda menekankan bahwa trauma tak melulu soal kejadian berat seperti pelecehan, kekerasan, dan sebagainya.
"Yang namanya trauma itu bukan kejadiannya, tapi bagaimana kita memaknakan suatu kejadian tertentu."
"Bisa saja kejadian biasa-biasa saja jadi traumatik buat kita. Mulai dari ucapan, bahasa tubuh, dan perilaku orang lain. Untuk ibu, perilaku anak bisa jadi trigger."
Jika ibu menyadari bahwa pemicu luka adalah anaknya sendiri, maka ini perlu mendapat bantuan.
Pasalnya, akan sulit bagi ibu untuk membahagiakan anak jika ibu sendiri belum berdamai dengan masa lalu.
"Realita ini jadi hambatan ketika orangtua ingin membahagiakan anak."
"Karena yang ingin kita bahagiakan itu justru jadi trigger. Alih-alih membahagiakan, kita justru banyak melukai mereka karena kita sendiri belum selesai dengan semua luka dan emosi," tandasnya.
Semoga ini semua bisa bermanfaat untuk para ibu.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053394401/pentingnya-kesehatan-mental-ibu-untuk-tumbuh-kembang-anak-psikolog-beberkan-hal-ini?page=all