SonoraBangka.id - Cinta sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Setiap orang memang butuh cinta.
Bahkan menurut Abraham Maslow, seorang Psikolog kenamaan Amerika, kebutuhan untuk dicintai, dimiliki atau mencintai dan menyayangi ini ada di posisi ketiga.
Di mana urutan pertama ditempati oleh kebutuhan fisik seperti makan, minum, selanjutnya ada kebutuhan rasa aman seperti karier dan kehidupan sosial.
Lantas, bagaimana jika cinta tersebut justru membawa kita pada hubungan toksik? Apakah patut kita teruskan atau perlu ditinggalkan?
Berbicara dari hubungan toksik, hal ini bisa dimulai dari banyak hal. Misalnya ketidaksiapan seseorang dalam menjalin hubungan.
Sebagian juga berasal dari lingkungan keluarga toksik, yang tidak memberi contoh yang baik tentang hubungan antarmanusia.
Namun, karena manusia tetap butuh cinta, akhirnya memaksakan diri masuk dalam sebuah hubungan.
Jadinya, banyak yang gagal menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai pasangan dan kemudian menjadi seseorang yang toksik.
Situasi ini bisa terjadi dalam hitungan hari hingga tahunan. Dampaknya? Jangan ditanya.
Mulai dari dampak emosional, mental, hingga fisik, semuanya bisa dirasakan atau dialami.