Begitu juga sebaiknya, jika cangkangya mudah dibuka, berarti oyster sudah tidak layak dikonsumsi karena sudha tidak segar dan kemungkinan besar sudah terkontaminasi bakteri.
3. Cangkang Oyster Masih Utuh
Karena cangkang kerang teksturnya keras, berarti tidak mudah dihancurkan dan perlu usaha untuk menghancurkannya
Namun, hati-hati jika menemukan oyster yang cangkangnya tidak utuh lagi, seperti retak, patah, atau kerusakan lainnya.
Sebab itu berarti sudah tidak segar dan terkontaminasi bakteri. Bahkan, bisa saja daging oyster sudah mengalami pembusukan akibat terpapar udara.
Sehingga, membuat dagingnya menyusut dan oyster mati. Jika dipilih, berarti kita sudah memakan oyster yang sudah mati dan tentunya tidak baik untuk kesehatan.
4. Mengetuk Cangkang Oyster
Cara selanjutnya, yang bisa teman-teman coba untuk mengetahui oyster masih segar atau tidak adalah dengan cara mengetuk cangkangnya.
Oyster yang masih segar akan terasa berat ketika dipegang, karena berisi air.
Lalu, ketuklah cangkangnya jika terdengar nyaring, berarti airnya sudah habis dan oyster sudah mati.
Kalau tidak terdengar nyaring, berarti oyster masih segar dan dagingnya masih hidup, oyster pun bisa kita konsumsi.
5. Melihat Warna Daging Oyster
Terakhir, teman-teman bisa memilih oyster yang masih segar dengan melihat warna dagingnya.
Jika sudah mencium aroma dan memeriksa cangkangnya, amati juga bagian dagingnya.
Bukalah cangkang oyster.
Jika dagingnya terasa empuk saat dipegang dan warnanya tidak pucat, berarti oyster masih segar dan bisa dikonsumsi dengan aman.
Namun, jika daging oyster terasa keras saat dipegang, berwarna pucat, tembus pandang, dan melebar sampai ke cangkang berarti oyster sudah tidak segar lagi dan jangan dikonsumsi agar tidak mengancam kesehatan.
Nah, itulah cara memilih oyster yang masih segar untuk dikonsumsi.
Dengan berhati-hati saat memilih, teman-teman akan terhindar dari kontaminasi bakteri dari oyster yang sudah tidak segar.
(Penulis: Suci Wulandari Putri Chaniago)