Lebih lanjut, memberikan banyak pilihan permaianan kepada anak, mampu merangsang kreativitas anak dan juga mengembangkan kecerdasannya.
Kata Tika, “Anak memiliki keingintahuan yang sangat besar, dan itu adalah landasan dari kecerdasan, jadi kalau anak enggak pengin tahu bisa jadi ada yang salah.”
Dengan banyaknya permainan, juga bisa merangsang kaingintahuan si kecil semakin besar, sehingga penting untuk dikenalkan dengan sebanyak mungkin jenis permainan Khususnya di masa golden age, yakni tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal
kehidupan anak, usia satu sampai lima tahun.
“Golden age yang semuanya harus tersentuh termasuk fisik, atau kecerdasan kinestetik, mereka harus gerak, olah tulang, olah otot, olah sendi, jadi permainan manjat, tarik, dorong, dan aktivitas fisik lainnya harus ada, yang tentu saja hal itu enggak ditemukan di gadget,” jelas Tika.
Setelah eksplorasi dan rasa penasarannya terjawab, maka si kecil akan memasuki fase berikutnya yakni belajar kategori.
Misal anak jadi bisa membedakan jenis mainan lego, berbulu, berbahan keras, hingga mainan mana yang menggunakan baterai, dan sebagainya.
Bahkan dengan mainan yang banyak, anak juga belajar untuk melakukan manajemen. Sayangnya, kata Tika, banyak orangtua di Indonesia yang beranggapan bahwa anak
yang diam adalah anak yang baik.
Sebaliknya, anak yang lincah dianggap kurang baik. Termasuk ketika ia merusak mainannya. Jangan terlalu negatif dengan mainan anak yang cepat rusak dan hancur.
Karena saat ia menghancurkan mainan, sebenarnya anak sedang mengeksplorasi bendabenda tersebut. Kendati begitu kita tetap bisa menuntun si kecil bagaimana menggunakan atau memainkan mainan tersebut dengan baik.
Tips Penuhi Kebutuhan Main Anak