Rusli (50) sopir angkot rute Jalan Sungaiselan misalnya mengakui dirinya masih menggunakan tarif yang lama.
"Masih sama belum berubah tarifnya, kami belum berani naikinnya," ucapnya kepada Bangkapos.com Minggu (4/9/2022) siang.
Disinggung mengenai alasan belum adanya kenaikan, pria yang telah puluhan tahun menjalankan profesi sebagai sopir ini mengakui pihaknya belum berani menaikkan harga karena belum adanya arahan dari pemerintah kota.
"Karena kita sopir angkot ini banyak, jadi otomatis semua harga itu harus sama, agar tidak membingungkan konsumen, dalam hal ini yang mengatur harga itu pemerintah, tapi kami belum ada instruksi untuk menaikkan tarif," kata Rusli.
Pihaknya dilanda dilema, atas kenaikan harga BBM ini, sebab jika tak adanya kenaikan maka biaya operasional akan lebih mahal sehingga tarif pun harus menyesuaikan.
"Kalau BBM naik ya kami harap segera keluar edaran dari dishub untuk menaikkan harga juga karena kalau seperti ini kami banyak nomboknya, kalau kita naikkan tanpa ada landasan aturan nanti banyak penumpang komplain, makanya kita belum berani," pinta Rusli.
Belum lagi penumpang angkot yang terbilang sepi, oleh karena itulah dia berharap pemerintah segera mengeluarkan edaran terkait tarif harga angkot agar tarif yang ditetapkan semuanya sama dan tidak adanya komplain dari penumpang.
Sempat Ditunda Pemerintah
Hal senada turut disuarakan Taufik Hidayat (27) seorang ojek online (Ojol) di Pangkalpinang.
Dengan kenaikan BBM ini dirasa belum seimbang dengan pendapatan yang diperoleh para Ojol.