Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti saat Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan September 2022, Jumat (21/10/2022).
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti saat Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan September 2022, Jumat (21/10/2022). ( YouTube Bank Indonesia.)

28 Negara Antre Pinjaman IMF, BI Ungkap Alasan Indonesia Tidak Ikutan

22 Oktober 2022 07:34 WIB

SonoraBangka.ID - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan alasan Indonesia tidak menjadi salah satu negara yang mengantre pinjaman ke Dana Moneter Internasional (IMF).

Sebab, seperti diketahui, saat ini ada 28 negara antre jadi pasien IMF untuk memulihkan perekonomiannya.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, Indonesia tidak menjadi pasien IMF karena kondisi perekonomian Indonesia masih baik dibandingkan dengan negara lain.

"Sudah ada 28 negara telah ajukan permintaan bantuan dari IMF. Bagaimana dengan Indonesia? Alhamdulilah sejauh ini kita masih dalam posisi yang cukup baik," ujarnya saat Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan September 2022, Jumat (21/10/2022).

Destry mengungkapkan, hal ini terlihat pada ekonomi Indonesia yang masih dapat tumbuh di atas 5 persen di kala negara lain terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat ketidakpastian global.

Bahkan pertumbuhan ekonomi nasional selama 2022 diperkirakan tetap bisa di atas dari target sasaran BI pada 4,5-5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi 2023 pun diperkirakan masih tetap kuat meski agak melambat dari tahun ini.

"Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi di Kuartal II ini juga sangat didukung pertumbuhan ekonomi broad based sisi konsumsi dan investasi tumbuh, dan sisi ekspor yang tumbuh cukup kuat. Ini tentunya menopang perbaikan dan pertumbuhan ekonomi kita," jelasnya.

Meski demikian kata dia, Indonesia tetap harus waspada dan optimistis karena gejolak tekanan ekonomi global pasti akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri.

Hal ini terlihat pada tekanan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang melonjak meski masih dalam batas toleransi. Pada September 2022 inflasi nasional sebesar 5,95 persen di mana sebagian besar disumbang oleh harga pangan yang tinggi.

Inflasi IHK September 2022 tercatat lebih tinggi dari inflasi IHK Agustus 2022 yang sebesar 4,69 persen. Peningkatan inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm