3. Berkontribusi secara kolektif
Agar hubungan lebih baik, masing-masing individu harus membagi secara proporsional jumlah kontribusi masing-masing.
Hal ini penting agar tidak ada beban tambahan pada salah satu pasangan setelah wanita menikah.
Namun, sebelum itu pasangan harus membahas jumlah yang diperlukan untuk hal-hal penting, seperti untuk dana darurat, dana pensiun, menabung untuk pendidikan tinggi anak-anak, atau anggaran untuk memenuhi kebutuhan periodik.
Adanya anggaran bulanan atau kuartalan ini dapat membantu melacak pemasukkan dan pengeluaran yang tidak perlu.
Sementara, jika pasangan membeli barang-barang dengan kartu kredit maka mereka harus tetap lebih sadar dengan tenggat waktu pembayaran tagihan kartu kredit, siklus pembuatan laporan, dan sebagainya.
4. Periksa pengeluaran berlebihan
Setelah membuat anggaran pasti, pasangan perlu melacak area di mana mereka mengeluarkan uang lebih banyak dan membeli hal yang tidak perlu.
Dengan begitu akan terlihat pengeluaran berlebihan, setelah itu pasangan pun harus mendiskusikan alasan pengeluaran berlebihan bersama.
Untuk mengerem pengeluaran berlebih bulanan, maka perlu upaya kolaborasi dari kedua pihak.
5. Tinjau kembali
Penting bagi pasangan untuk mengevaluasi rencana secara bulanan, kuartalan, atau semi-tahunan.
Karena ini baik untuk mengecek apakah elemen-elemen yang diusulkan itu diikuti atau tidak.
Tinjauan berkala pada pengeluaran, investasi, kewajiban pajak, dan biaya lain-lain juga perlu dilakukan untuk menilai efisiensi dan efektivitas tujuan yang diinginkan.
Jadi, untuk mencegah adanya konflik dalam pernikahan sebaiknya ikuti tips mengelola keuangan setelah perempuan menikah ini.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/532997654/setelah-perempuan-menikah-begini-atur-keuangan-agar-tidak-cekcok?page=all