SONORABANGKA.ID - Datangnya Musim hujan saat ini sedang melanda beberapa daerah di Indonesia. Tingkat kelembaban dan suhu udara jauh lebih dingin karena tingginya kadar uap air.
Udara dingin menghasilkan oksigen yang tinggi dan sangat baik untuk sistem kompresi mesin kendaraan.
Suhu udara yang sesuai berpengaruh besar pada komponen-komponen utama, bahkan sampai aliran bahan bakar.
Tingginya kadar oksigen menciptakan volume isi tangki cenderung lebih dingin. Cairan bahan bakar yang tersimpan dari waktu ke waktu gampang berubah sifat.
Bahkan, ada anggapan bila bahan bakar lebih gampang basi, apalagi jika kendaraan jarang digunakan sehari-hari.
Apakah benar demikian?
Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi mengatakan, udara dingin mempercepat proses reaksi alamiah perubahan kualitas bahan bakar.
"Jika normal, reaksi alamiah membutuhkan waktu sekitar 10.000 kilometer (km) atau maksimal 6 bulan, tapi jika kendaraan jarang digunakan bahkan tidak pernah dipanaskan sama sekali bisa terpangkas jadi 3 bulan," kata Widya kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2022).
Risiko meningkat dua kali lipat jika volume isi tangki belum penuh. Banyak memiliki ruang kosong yang mempercepat bahan bakar mengalami kondensasi.
Hal itu makin diperparah kalau posisi parkir di ruang terbuka. Panas terik matahari dan embun saat malam hari mempercepat proses alamiah tersebut.