Indikator bahan bakar kendaraan, E artinya empty, end, atau emergency?(ibrandify/freepik)
Indikator bahan bakar kendaraan, E artinya empty, end, atau emergency?(ibrandify/freepik) ( KOMPAS.COM)

Apa Benar Bensin Gampang Basi Saat Suhu Udara Dingin?

11 November 2022 22:39 WIB

SONORABANGKA.ID - Datangnya Musim hujan saat ini sedang melanda beberapa daerah di Indonesia. Tingkat kelembaban dan suhu udara jauh lebih dingin karena tingginya kadar uap air. 

Udara dingin menghasilkan oksigen yang tinggi dan sangat baik untuk sistem kompresi mesin kendaraan. 

Suhu udara yang sesuai berpengaruh besar pada komponen-komponen utama, bahkan sampai aliran bahan bakar

Tingginya kadar oksigen menciptakan volume isi tangki cenderung lebih dingin. Cairan bahan bakar yang tersimpan dari waktu ke waktu gampang berubah sifat.   

Bahkan, ada anggapan bila bahan bakar lebih gampang basi, apalagi jika kendaraan jarang digunakan sehari-hari.

Apakah benar demikian? 

Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi mengatakan, udara dingin mempercepat proses reaksi alamiah perubahan kualitas bahan bakar. 

"Jika normal, reaksi alamiah membutuhkan waktu sekitar 10.000 kilometer (km) atau maksimal 6 bulan, tapi jika kendaraan jarang digunakan bahkan tidak pernah dipanaskan sama sekali bisa terpangkas jadi 3 bulan," kata Widya kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2022). 

Risiko meningkat dua kali lipat jika volume isi tangki belum penuh. Banyak memiliki ruang kosong yang mempercepat bahan bakar mengalami kondensasi

Hal itu makin diperparah kalau posisi parkir di ruang terbuka. Panas terik matahari dan embun saat malam hari mempercepat proses alamiah tersebut. 

"Kelembaban udara lingkungan yang ekstrem mempercepat proses reaksi alamiah perubahan kualitas bahan bakar, turun dengan sendirinya. Tentu itu membuat kompresi di ruang bakar tidak maksimal," ucapnya. 

Pembakaran yang tercipta menghasilkan lebih banyak kotoran karbon yang gagal terkompresi sempurna oleh mesin.

Secara teori, peningkatan jumlah produksi karbon berpeluang menganggu sistem pembakaran, hal tersebut benar karena penumpukan kerak tersebut memicu mesin mengalami detonasi atau ngelitik. 

"Mesin ngelitik tenaga berkurang signifikan, respon akselerasi mesin menerima perintah ECU jadi lambat. Jangka panjang, akselerasi tak lagi responsif justru konsumsi bahan bakar semakin banyak," ujarnya. 

Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, pembersihan total ruang bakar mesin efektif mengembalikan performa kendaraan.

Tapi restorasi performa sepenuhnya ditentukan pembaruan data kebutuhan kompresi, tergantung ritme perpaduan rasio komposisi pengapian yang dibutuhkan. 

"Ada fase adaptasi, setelah mesin dikalibrasi ulang untuk mengembalikan performa kendaraan. Jadi, pengapian mesin yang diatur seluruhnya berdasarkan perhitungan sistem operasi ECU akan mengkoreksi ulang data lama. Kebutuhan pengendara menyangkut akselerasi dan tenaga puncak bisa di komposisi dari kebiasaan gaya berkendara," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Bensin Gampang Basi Saat Suhu Udara Dingin? ", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/11/133100615/benarkah-bensin-gampang-basi-saat-suhu-udara-dingin-?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm