Selaras dengan nilai dendanya yang menjadi sejarah, kasus yang menyeret Facebook dan Cambridge Analytica juga menjadi skandal yang menggemparkan dunia saat itu.
Pasalnya, data yang diambil Cambridge Analytica dimanfaatkan untuk kampanye mantan presiden AS, Donald Trump di tahun 2016.
Cambridge Analytica mendapatkan data pengguna Facebook tanpa izin langsung dari pengguna terkait, melainkan dari seorang peneliti yang diizinkan Facebook menyebarkan aplikasi penghimpun data.
Kasus ini juga menyeret pendiri dan CEO Meta, Mark Zuckerberg ke penyelidikan terkait privasi dan disidang oleh parlemen kongres AS.
Adapun sejak kasus ini mencuat, raksasa media sosial itu mengeklaim sudah memperbarui aturan perusahaan soal privasi demi menjaga data pribadi pengguna.
"Selama tiga tahun terakhir, kami mengubah pendekatan kami terhadap privasi dan menerapkan program privasi yang komprehensif," ujar pihak Meta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Facebook Pasrah Bayar Rp 11,3 Triliun Demi Tutup Skandal Cambridge Analytica", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/12/28/14000027/facebook-pasrah-bayar-rp-11-3-triliun-demi-tutup-skandal-cambridge-analytica?page=all#page2.