"Kenapa dinamakan kawasan, karena memang itu melingkupi destinasi wisata yang agak banyak di situ, kami hanya di jalur ke sana," jelas dia. "Kalau yang dipersoalkan jalan kok dipakai narik tiket, loh Parangtritis juga di jalan, Bromo juga di jalan," sambungnya.
Retribusi masuk PAD
Joko menambahkan pihak Pemkab Kulon Progo dan warga sekitar memang udah lama membentuk Nglinggo Tritis sebagai kawasan wisata.
"Saya punya kebun wisata, menjadi objek pemandangan, terus yang punya kebun teh tanya, aku dapat apa. Mereka begitu asumsinya," ujar Joko.
"Kebun teh itu destinasi, masyarakat bikinnya juga lama, kalau mereka tidak dihargai bagaimana kan," lanjutnya.
Pihaknya memastikan bahwa selutuh retribusi akan masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebagian akan dialokasikan untuk membentuk lingkungan.
Mengapresiasi Erix Soekamti dan sering berkomunikasi
Meskipun begitu, ia mengapresiasi peran Erix Soekamti yang mampu menggerakkan masyarakat. Namun ia berharap nantinya nggak ada intervensi atas kebijakan Pemkab.
"Saya sama Erix ini baik, kita selalu komunikasi, kemarin pun begitu. Jadi ini memang sudah kita prediksi akan terjadi. Tiket kami ini kan resmi, cetakan resmi, tidak ada yang masuk ke kami, langsung ke PAD," kata dia.
"Apa yang sudah berjalan itu kalau ada yang salah dikoreksi baik-baik, jangan buru-buru dimedsoskan, rembukan aja belum," pungkas Joko.
(*)
artikel ini telah tayang di https://hai.grid.id/read/073636461/kritikan-erix-soekamti-atas-kebijakan-retribusi-viral-ini-respon-dispar-kulon-progo?page=all