SonoraBangka.id - Secara umum, yang dimaksud dengan kekerasan seksual adalah semua bentuk ancaman dan pemaksaan seksual.
Belakangan ini, kita mungkin sering mendengar atau membaca berita tentang kasus pelecehan seksual pada anak.
Bahkan, tak sedikit pelecehan seksual itu terjadi pada anak usia dini, alias di bawah 6 tahun.
Sebagai orang tua, maraknya kasus pelecehan seksual pada anak ini tentu membuat hati cemas.
Meski begitu, tetap ada cara agar pelecehan seksual tidak terjadi pada buah hati kita. Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi seks untuk anak.
Dengan memberi pendidikan seks, anak dapat melindungi organ intimnya dan tahu bagaimana cara bergaul yang sehat.
Bicara soal edukasi seks, tak jarang orangtua merasa bingung bagaimana cara ngomongnya dan mau mulai dari mana.
Beruntung, psikolog anak serta founder dan praktisi @theraplayid, Astrid Wen, M.Psi punya tips dan cara memberikan edukasi seks untuk anak, khususnya yang berusia di bawah 6 tahun.
"Orang tua bisa memperlengkapkan diri dengan pengetahuan tentang edukasi seks dan relasi ya. Karena kalau edukasi seks itu biasanya pasti terkait dengan relasi, tapi bukan edukasi seks semata tapi edukasi seks dan relasi," ujar Astrid saat dihubungi NOVA, Senin (30/01).
1. Pengenalan bagian tubuh
Untuk langkah pertama, kita bisa mengajari anak tentang bagian-bagian tubuh manusia, termasuk area yang privat seperti penis dan vagina.
"Edukasi seks itu langkah pertama itu biasanya mengenal dulu bagian-bagian tubuh, mana tangan, kepala, dada, pinggang, bagian-bagian pribadi" kata Astrid.
Selain itu, ajarkan anak untuk mengenal perbedaan jenis kelamin.
"Misalnya mengenal gendernya dia, dia laki atau perempuan, kemudian ayahnya laki-laki, ibunya perempuan," sambungnya.
Usai mengenalkan bagian tubuh dan gender, Sahabat NOVA bisa memberikan pemahaman tentang privasi.
Misalnya, ajarkan anak bahwa ada bagian tubuh yang bersifat pribadi yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain.
"Bagian tubuh yang privat, artinya tidak boleh ada orang yang menyentuh bagian tubuh tersebut secara sembarang," jelas Astrid.
2. Ajarkan soal kebersihan organ intim
Setelah pengenalan tubuh, ajarkan anak tentang kebersihan organ intim.
Ajarkan anak untuk membasuh organ intim dan mencuci tangan setelah buang air kecil, hingga mengajarkan anak untuk pakai handuk setelah mandi.
"Kemudian, higenitas, kalau pipis cebok atau kalau habis pipis cuci tangan, kalau mandi keluar kamar mandi pakai handuk," tambahnya.
3. Ajarkan anak untuk bersikap
Ajarkan anak tentang bagaimana cara bersikap atau berbicara kepada orang lain ketika ada hal yang tidak diinginkan.
"Kita memang tidak mengizinkan ada orang menyentuh tubuh kita secara sembarang, kalau (misalnya) kita enggak mau salaman, ada hal-hal yang harus kita perhatikan."
"Ada hal yang harus dilakukan, cara ngomongnya gimana kalau kita enggak mau salaman," jelas Astrid memberi contoh.
4. Jangan terburu-buru
Edukasi seks untuk anak usia dini memang harus dilakukan secara bertahap.
Menurut Astrid, kita jangan terburu-buru mengajarkan anak untuk langsung menghadapi tindak pelecehan seksual, tetapi harus dari hal-hal mendasar terlebih dahulu.
"Jadi edukasi seks dan relasi itu harus diajarkan dari sejak dini tapi jangan buru-buru langsung Eh kalau ada orang yang nyentuh-nyentuh kamu gitu, Enggak langsung begitu, ada step-stepnya."
"Dari kenal tubuh dulu, jaga kebersihan dulu, lalu masuk ke hal-hal yang harus diperhatikan oleh anak," pungkas Astrid.
Ya, semoga para orangtua bisa memberikan penjelasan tentang edukasi seks ini dengan baik kepada anak.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053673716/menurut-psikolog-ini-cara-memberi-edukasi-seks-untuk-anak-usia-dini?page=all